Sistem Pengapian Sepeda Motor – Ada banyak hal terkait sistem pengapian sepeda motor yang belum diketahui oleh pengguna. Padahal dengan mengenali sistem pengapian ini maka akan semakin mudah sewaktu sepeda motor mengalami masalah. Dengan demikian tidak perlu cemas sewaktu sistem pengapian sepeda motor tidak menyala.
Sepeda motor atau kendaraan roda dua menjadi alat transportasi yang banyak dimiliki oleh orang. Hal ini disebabkan dengan menggunakan sepeda motor dapat lebih cepat mencapai tujuan dan lebih irit bila dibanding dengan memakai kendaraan umum. Meskipun mempunyai kebatasan dalam banyaknya penumpang dan kendala dalam hadapi cuaca, sepeda motor masih jadi opsi khusus.
Namun ketika sepeda motor mengalami macet atau tidak bisa hidup, banyak orang tidak bisa untuk memeriksa sistem pengapiannya. kebanyakan lebih gampang untuk nmenyerahkannya pada bengkel. Namun apabila mengenali terkait sistem pengapian sepeda motor, maka gampang untuk melakukan perbaikan sendiri.
Sistem pengapian adalah sistem pada mesin yang mempunyai fungsi menghasilkan percikan bunga api di dalam ruang bakar. Fungsi sistem pengapian sepeda motor ini dibutuhkan agar dapat menghasilkan pembakaran sesudah kompresi di ruang bakar. Dengan demikian segera dapat berlangsung dorongan dan sepeda motor bisa bergerak.
Semenatara sistem pengapian membutuhkan ada beberapa komponen yanga akan memberikan dukungan performanya. Adanya beberapa komponen itu dapat mengenali sistem yang dipakai. Komponen pada sistem pengapian dapat membantu untu mengenali jenis yang dipakai pada motor.
Selain itu setiap jenis sistem pengapian sepeda motor memiliki cara kerja yang berbeda-beda. Oleh karena itu perlu pemahaman khusus terkait hal ini. Selain itu perlu perawatan dan perbaikan yang berbeda pula. Untuk lebih jelasnya terkait sistem pengapian sepeda motor mulai dari fungsi, komponen, dan cara kerja akan diulas lebih dalam pada artikel berikut ini.
Pengertian Sistem Pengapian Sepeda Motor
Sistem pengapian ialah satu sistem yang ada pada sepeda motor. Yang mana pada sistem pengapian ini mempunyai tujuan untuk menghidupkan listrik tegangan tinggi untuk keperluan membakar kombinasi bahan bakar dan udara dalam ruang bakar. Sistem pengapian sendiri berperan untuk hasilkan percikan bunga api pada busi. Percikan bunga api iniharus ada di saat yang pas untuk membakar kombinasi bahan bakar dan udara dalam silinder.
Sistem pengapian sepeda motor ini memiliki fungsi yang penting dalam pembangkitan tenaga. Pembangkitan tenaga atau daya yang dibuat oleh satu mesin bensin bergantung dari sistem sesakiannya. Apabila pada pengapian tidak dapat bekerja dengan baik dan maksimal maka perfoma mesin akan terganggu. Saat sistem pengapian tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka kelancaran proses pembakaran kombinasi bahan bakar dan udara di dalam ruangan bakar akan terganggu. Hal ini dapat mengakibatkan tenaga yang dibuat oleh mesin jadi berkurang.
Untuk mengawali proses pembakaran pada sepeda motor maka diperlukan adanya percikan bunga api dari busi. Sementara itu untuk memperoleh percikan bunga api di busi dibutuhkan listrik tegangan tinggi. Salah satu fungsi dari sistem pengapian ini adalah untuk menyalurkan listrik tegangan tinggi ke busi.
Fungsi Sistem Pengapian Sepeda Motor
Terkait fungsi sistem pengapian sepeda motor ialah untuk menghasilkan percikan bunga api pada busi pada waktu yang pas untuk membakar kombinasi bahan bakar dan udara dalam silinder. Seperti yang telah diketahui bahwasanya pada sistem pengapian konvensional memakai pergerakan contact platina.
Pergerakan contact platina digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan arus primer koil. Oleh karena itu kontak platina gampang sekali aus dan membutuhkan penyetelan atau pembaruan dan pergantian pada tiap masa spesifik. Oleh karenanya, hal tersebutlah yang jadi kekurangan menonjol dari sistem pengapian konvensional.
Dalam perubahannya, selanjutnya diketemukanlah sistem pengapian elektronik selaku penyempurna sistem pengapian awalnya. Di mana salah satunya sistem pengapian elektronik yang terkenal ialah sistem pengapian CDI (Capacitor Discharge Ignition). Sistem pengapian CDI ini adalah sistem pengapian elektronik yang bekerja dengan manfaatkan pengisian dan pengosongan muatan kapasitor. Proses pengisian dan pengosongan muatan kapasitor itu selanjutnya dioperasionalkan oleh sakelar elektronik.
Semakin berkembangnya jaman maka saat ini sudah menggunakan sistem pengapian komputer. Sistem ini sudah menggunakan komputer, sensor, dan aktuator yang digunakan untuk mengontrol kerja dari sistem pengapian agar sesuai dengan kebutuhan mesin.
Jenis Sistem Pengapian sepeda motor
Seiring berkembangan zaman dan teknologi maka sistem pengapian pada motor juga mengalami perkembangan. Mulai dari konvensional yang masih bersifat mekanis, semi mekanis, dan terakhir adalah sistem pengapian yang sudah menggunakan komputer. Berikut jenis sistem pengapian sepeda motor:
1. Sistem Pengapian Elektronik (Transistor)
Sebuah sistem pengapian elektronik yang tidak akan memakai penyetelan manual. Sistem pengapian elektronik ini memeiliki beberapa jenis yang biasa dipakai, yakni :
- TCI, yakni satu sistem pengapian dengan memakai IGBT atau yang berdaya besar. Adalah kependekan dari transistor coil ignition.
- DLI, yakni satu sistem yang disebut peningkatan dari TCI. Adalah kependekan dari Distribution less ignition. Sistem sesakiannya sama dengan TCI yakni memakai micro controller.
- CDI, yakni satu sistem pengapian yang memakai SCR. Sistem yang ini yang umum Anda dapatkan pada sepeda motor produksi tahun 2000an.
2. Sistem Pengapian Konvensional
Satu sistem yang sering dipakai di tahun 90 an. Memerlukan usaha lebih sebab diperlukan penyetelan pada sela katup platina. Jadi sedikit susah sebab bila tidak cocok atau sama, jadi tidak segera dapat hasilkan percikan bunga api. Sistem ini telah tidak sering dipakai sebab sepeda motor produksi saat ini lebih gampang operasionalisasinya.
Untuk beberapa orang yang mencintai motor mode lama, terlatih dengan pengapian ini. Walaupun termasuk susah, namun jadi satu rintangan tertentu untuk Anda yang mencintai dunia otomotif.
Komponen Sistem Pengapian Sepeda Motor
Beberapa komponen yang ada pada sistem pengapian itu ialah mempunyai fungsi seperti berikut :
1. Baterei
Baterei ialah sumber arus listrik pada pengapian DC yang banyak digunakan pada sepeda motor. Fungsi dari baterei adalah sebagai penyimpan sekalian pemasok sumber listrik (D.C) untuk keperluan sistem pengapian pada motor.
2. Lilitan Pengapian atau Generator AC
Pada sistem pengapian, arus listrik didapat langsung dari generator AC. Fungsi dari generator AC untuk menghidupkan listrik (A.C) dengan arah untuk memasok keperluan dari sistem pengapian.
3. Kunci contact
Kunci contact mempunyai fungsi selaku pemutus dan penghubung serangkaian arus listrik dalam proses pengapian.
4. Koil
Koil mempunyai fungsi untuk meningkatkan tegangan, dari tegangan baterei yang semula 12 V jadi tegangan tinggi 15.000 V sampai 22.000 V. Biasanya, konsep kerja dari koil ini hampir serupa dengan konsep kerja trafo tahap up.
5. Kapasitor
Fungsi dari kapasitor untuk meresap percikan bunga api pada braker poin supaya tegangan pada kumparan sekunder koil naik.
6. Kabel tegangan tinggi
Fungsi dari kabel tegangan tinggi untuk mengantarkan listrik tegangan tinggi dari koil ke arah busi. Untuk mengantarkan listrik ini, kabel sebaiknya mempunyai ketahanan yang kuat.
7. Busi
Fungsi dari busi pada sistem pengapian sepeda motor adalah untuk memercikkan bunga api dari listrik tegangan tinggi yang diterima dari koil. Percikan bunga api pada busi ini dipakai untuk mengawali proses pembakaran pada sepeda motor.
8. CDI/ Platina / ECM
Fungsi dari CDI/ Platina / ECM untuk mengelola waktu waktu berlangsungnya pengapian atau waktu berlangsungnya percikan bunga api pada busi. Platina ini dipakai pada sistem pengapian konservatif. Sesaat CDI dipakai untuk pengapian elektrik pada sistem kendaraan karburator. Lantas ECM dipakai dalam modul pengapian pada sepeda motor jenis injeksi.
Cara Kerja Sistem Pengapian Sepepda Motor
Sistem pengapian atau pembakaran pada sepeda motor memiliki peranan yang sangat penting. Biasanya kebanyakan orang lebih mengenali CDI pada sepeda motor dibanding mobil. Hal ini karena ukuran komponen dari CDI yang lebih pas untuk ukuran pada sepeda motor. CDI sendiri mempunyai dua jenis yang lain.
Pada jenis pertama, Anda tetap mendapati platina. Namun, platina pada sistem ini berperan selaku pengalih arus tidak untuk pemutus arus primer. Sementara pada CDI jenis ke-2 , platina diganti oleh pulse igniter yang bekerja sesuai timing mesin.
Pada CDI yang terbaru sudah digantikan dengan memakai pulse igniter. cCara kerja pengapian juga lebih gampang. Waktu memutar kunci contact pada status on, maka berlangsung saluran arus dari baterai CDI. Kemudian arus akan melalui converter, saat sebelum masuk di CDI unit. Maksudnya supaya meningkatkan tegangan sampai 300 volt.
Pada keadaan ini mesin belum hidup karena belum terkirimnya signal PWM dari pick up coil untuk lakukan discharging. Dapat disebutkan bila arus dari baterei masih ditahan oleh capasitor. Tetapi bila mesin mulai berputar-putar, karena itu signal PWM akan dikirimkan dari pick up coil yang mempunyai frekwensi yang serupa dengan RPM mesin.
Lewat tahapan-tahapan yang lain, RPM mesin yang akan membuat mesin hidup. Walaupun nampak susah dan membuat pusing, namun lebih gampang dibanding dengan memakai sistem pengapian yang konvensional. Sekarang lebih mengenali apabila berlangsung mesin tidak hidup sebab pengapian.
Diatas merupakan ulasan terkait sistem pengapian sepeda motor mulai dari pengertian, fungsi, jenis, komponen, dan cara kerja. Semoga dapat menambah wawasan pengetahuan.
Join the discussion