Perawatan Sistem Kelistrikan – Sistem kelistrikan kendaraan sebagai salah satunya sistem penting yang membutuhkan perawatan. Lantas bagaimana cara perawatan sistem kelistrikan?
Sistem ialah piranti elemen yang teratur sama-sama terkait, hingga membuat satu totalitas. Kelistrikan bisa disimpulkan sebagai tanda-tanda alam yang muncul dari polaritas dua garis elementer, yaitu proton yang memiliki muatan positif dan elektron yang memiliki muatan negatif.
Jadi bisa diambil kesimpulan jika sistem kelistrikan mobil ialah serangkaian energi listrik yang diatur untuk jalankan sebuah peranan tertentu pada suatu kendaraan.
Peranan sistem penyelamatan pada kendaraan ialah membuat perlindungan kabel, connector, sakelar, dan elemen sistem kelistrikan yang lain yang kerap alami kerusakan pada elemen karena jalinan singkat. Elemen ini terpasang dengan menyelipkan pada serangkaian sistem kelistrikan seperti fusible link, fuse, dan sirkuit breaker.
Beragam elemen itu perlu dilaksanakan pemeriksaan supaya peranan dari sistem kelistrikan bisa berjalan baik. Pada artikel ini akan dibahas berkenaan cara perawatan sistem kelistrikan pada kendaraan.
Perawatan Sistem Kelistrikan
Ada bagian-bagian sistem kelistrikan yang penting perawatan. Perawatan sistem kelistrikan terbagi dalam:
1. Battery
Perawatan sistem kelistrikan yang pertama yaitu baterai. Battery ialah alat untuk mengumpulkan menghidupkan tenaga listrik. Disamping itu, battery dapat disimpulkan sebagai alat elektrokimia yang dibikin untuk memasok listrik yang ke arah pada sistem starter mesin, sistem pengapian, sistem peneranga, dan elemen kelistrikan yang lain.
Pemeriksaan Battery
Berikut beberapa komponen battery yang penting jadi perhatian:
a. Mengecek Perpecahan pada Kotak Battery
- Matikan kunci contact dan semua sistem kelistrikan!
- Terlepas battery dari kendaraan dengan melepaskan kabel negatif lebih dulu!
- Check kondisi kotak battery, bila terjadi kebocoran atau rengat battery perlu ditukar! (Jika elektrolit battery terserang logam bisa mengakibatkan kekaratan)
b. Mengecek Terminal Battery
- Check kondisi terminal battery!
- Membersihkan kerak sama air panas, selanjutnya sikat!
- Berikan grease, selanjutnya check kekencangan terminal battery! (bila terlonggar bisa dikarenakan oleh keausan terminal yang tidak rata, hingga perlu dilaksanakan pengampelasan).
c. Mengecek Tegangan Battery
- Check tegangan battery dengan multitestester!
- Tentukan selektor pada angka 50DC Volt!
- Sambungkan probe multitester positif ke terminal positif battery dan probe multitester negatif ke terminal negatif battery!
d. Mengecek Kondisi Jumlah Battery
- Check kondisi jumlah battery! (jangan melewati batasan paling tinggi atau Upper dan kurang dari batasan paling rendah Lower).
- Tambah air suling, bila tidak cukup!
Catatan:
1) Memakai air biasa, karena bisa kurangi kekuatan dan pertahanan
periode waktu battery!
2) Elektrolit yang kebanyakan akan melimpah saat pengisian. Hal itu mengakibatkan
kekaratan pada terminal dan logam yang lain.
3) Jauhi terserang mata dan kulit!
4) Cuci selekasnya dengan ai, jika terserang mata dan selekasnya lakukan penyembuhan!
e. Mengecek Berat Tipe Elektrolit
- Bebaskan sumbat sirkulasi!
- Check berat tipe setiap sel pada battery dengan hydrometer! Berat tipe : 1.25 – 1.28 pada temperatur 20oC Ketidaksamaan setiap sel : 0.025
- Peiksa sumbat sirkulasi dari kerusakan atau penyuumbatan pada lubang dengan cara semprot udara bertekanan!
- Catatan:
Bila lubang sirkulasi udara mampet saat charging battery akan memunculkan penekanan
dalam kotak battery dan menghancurkan kotak battery
2. Fusible Link
Selain itu perawatan sistem kelistrikan yang kedua yaitu fusible link. Pada umumnya fusible link hampir serupa dengan fuse, yakni sebagai pengaman serangkaian kelistrikan bila arus yang mengucur semakin besar dari kemampuannya saat terjadi jalinan singkat. Fusible link mempunyai kemampuan arus semakin besar dari fuse. Fusible link dipasang pada terminal positif battery saat sebelum ke arah box sekering dan alternator. Ada dua tipe, yakni type link dan type catridge.
3. Fuse
Selanjutnya fuse juga memerlukan perawatan pada sistem kelistrikan. Fuse sebagai alat pengaman serangkaian dari arus terlalu berlebih karena jalinan pendek, atau beban terlalu berlebih pada jaringan kelistrikan. Komponen ini bekerja sebagai pemutus arus pada serangkaian kelistrikan. Jika arus yang mengucur semakin besar dari kemampuannya atau terjadi jalinan pendek, karena itu kawat fuse itu akan panas, mencair dan terputus. Hal itu memunculkan pencegah kerusakan pada elemen yang lain. Satu sekering (fuse) bisa dipisah jadi dua tipe, yakni type catridge (tabung) dan type blade.
Pemeriksaan dan penempatan sekring/fuse:
Pemeriksaan fulse bisa dilaksanakan secara visual, dengan menyaksikan terputus atau tidaknya kawat sekering. Disamping itu, bisa memakai multitaster dengan ditata status ohm. Bila ada kontinuitas (jarum bergerak), karena itu sekering pada keadaan aman. Tetapi, bila tidak ada kontinuitas (jarum bergerak), maka terputs dan harus ditukar.
Saat sebelum memasangkan sekring check beberapa poin penting, seperti terminal dari karat dan kehadiran jamur. Disamping itu, dorong masuk sekring penuh di dalam, agar duduk prima. Tukar sekring dengan menyaksikan peringkat ampere atau detail pabrik yang ada pada tutup box sekering.
4. Sirkuit Breaker
Sirkuit Breaker memiliki peranan yang serupa seperti sekering. Ketidaksamaan dari ke-2 nya berada pada arus listrik. Saat arus mengucur melewati kemampuannya, karena itu saat itu juga akan terputus.
Tapi, pada circuit breaker keadaan kontaknya akan terbuka. Ini bisa dipakai kembali sesudah disambungkannya kembali dengan titik kontaknya. Ada dua tipe titik contact ada yang type geprekelan automatis dan ada yang type geprekelan manual.
Buka dan tutup titik contact ditata oleh bimetal. Saat keadaan panas, bimetal akan meliuk dan memutuskan titik contact. Proses penyetelan otomatisnya yakni, titik contact akan tersambung kembali bila suhu bimetal turun.
5. Relay
Perawatan sistem kelistrikan yang kelima yaitu relay. Relay berperan sebagai sakelar yang dikendalikan secara elektrik. Disamping itu, relay berperan sebagai pengaman sakelar untuk memperlancar arus dari battery ke beban tanpa melalui sakelat. Ini bisa menahan pengurangan tegangan. Dalam strukturalnya, relay bisa dipisah jadi dua tipe, yakni
- Normaly Open (NO,) yakni keadaan awalnya saat sebelum dipakai selalu ada pada status terbuka (open).
- Normaly Close (NC)yaitu keadaan awalnya saat sebelum dipakai selalu ada pada status tertutup (close)
Cara pemeriksaan relay masing-masing type seperti berikut:
a. Relay 4 kaki (normally open).
- Mengecek kontunitas dengan memakai ohm mtr..
- Terminal 86 dan 85 harus ada hubungan dan Terminal 30 dan 87 tidak ada hubungan.
- Sambungkan terminal 85 dan 86 relay dengan terminal positif battery (86) dan terminal negatif battery (85), atau sebailknya!
- Harus ada suara ‘tek’ yang mengisyaratkan jika terminal 30 dan 87 tersambung. Bila tidak ada bunyi, karena itu relay perlu ditukar.
- Pemeriksaan yang pas bisa dilaksanakan dengan cara mengecek hubungan di antara terminal 30 dan 87 harus ada hubungan.
b. Relay dengan terminal 3 kaki
Apabila relay dengan 3 kaki maka pin 30 dan 86 yang dialiri arus harus ada suara ‘tek’. Hal yang lain dapat dilaksanakan dengan cara mengecek tegangan pada terminal 30 dan 87. Bila terdapat tegangan, karena itu keadaan aman.
c. Relay dengan terminal 5 kaki
Sementara itu pada pin 85 dan 86 yang dialiri arus listrik harus ada suara ‘tek’. Hal yang lain bisa dilaksanakan seperti, mengecek multi tester kontinuitas terminal 30 dan 87
6. Flasher
Selanjutnya perawatan sistem kelistrikan adalah flasher. Flasher sebagai elemen pada serangkaian lampu sein dan hazzard yang berperan untuk mengedipkan lampu. Berikut cara pengecekannya.
Pemeriksaan Flasher
a. Flasher 2 kaki.
- Check hubungan pada ke-2 terminal dengan menyambungkan terminal flasher pada probe positif ke pin B (flasher) dan probe negatif ke L (fasher)! (Flasher dengan status pada keadaan masih aman, bila jarum bergerak)
- Saat probe positif dan negatif, dipindah pada arah terbalikanya!
- Bila tidak sesuai dengan detail tukar flasher!
b. Flasher 3 kaki
Ada tiga terminal pada flasher 3 kaki, yakni terminal B (saluran ke arah battery); terminal L (saluran ke arah beban atau lampu); dan terminal E (saluran ke arah massa).
Berikut cara pemeriksaaannya.
- Check dengan memakai ohm mtr.! (Bila jalinan di antara terminal B dan E terdeteksi jarum bergerak, karena itu flasher pada keadaan aman).
- Check jalinan di antara terminal B dan terminal L! (Bila jarum tidak bergerak, karena itu flasher pada keadaan aman).
- Tukar flasher, jika tidak sesuai detail!
- Buat sumber arus positif battery dengan terminal B, dan E (massa). Bila L disambungkan dengan tes lamp yang ke arah beban, karena itu lampu akan berpijar. Bila tidak, ubahlah flashernya.
7. Sakelar
Sakelar berperan sebagai penyambung arus listrik dengan beban yang dipakai pada sistem kelistrikan kendaraan. Komponen kunci contact mempunyai 4 terminal, diantaranya: AM, ACC, IG, dan ST.
Info:
- Status LOCK dipakai untuk mengamankan roda setir saat keadaan tidak ada terminal yang tersambung.
- AM (Ampere) / B (Battery): Terminal arus listrik yang tersambung dengan sumber arus (Positif Battery).
- ACC (Asesoris) : Terminal yang dipakai untuk memasok arus ke sitem kelistrikan tambahan misalnya : audio video, tape player.
- IG (Ignition) : Terminal yang dipakai untuk memasok arus ke sistem pengapian, sistem pengisian, dan sistem bahan bakar.
- ST ( Starter) : Terminal yang dipakai untuk memasok arus ke sistem starter.
8. Connector
Yang terakhir, perawatan sistem kelistrikan pada connector. Connector berperan untuk menyambungkan elemen satu sama elemen yang lainnya pada sistem kelistrikan kendaraan.
Berikut masalah yang umum terjadi pada connector.
- Contact pada keadaan buruk, karena pin tidak tergerak rata.
- Ikatan di antara connector kendur (jantan atau betina) saat connector tidak didesak, hingga terkunci atau connector pada keadaan hancur.
- Ada karat, kotoran, atau air masuk ke connector.
Cara pemeriksaan connector
1) Check tahanan contact (kontak resistance) !
Pemeriksaan bisa dilaksanakan dengan memakai ohm mtr. dengan cara memasukkan probe ohm mtr. di bagian belakang connector. Bila pada akhirannya terminal itu kotor, aus atau kendor, peluang yang terjadi ialah cara memasukannya kurang pas (masuk ke soket). Ubahlah konektornya, jika hasilkan tahanan 1Ω ataupun lebih!
Seharusnya, connector atau elemen tertentu harus juga menimbang beban yang disambungkan.
2. Check Kemampuan capitan
Pemeriksaan ini bisa dilaksanakan dengan cara memasukkan pin jantan ke pin betina, bila terlampau gampang connector perlu diperbarui atau ditukar.
3. Check Pada Turun Tegangan
Pemeriksaan turun tegangan bisa dilaksanakan dengan memakai voltmeter. Dengan cara menyambungkan probe positif ke connector yang tersambung dengan sumber arus dan probe negatif ke terminal negatif battery.
Di atas ialah pembahasan berkaitan cara perawatan sistem kelistrikan kendaraan. Perawatan sistem kelistrikan itu bisa dilaksanakan secara periodik. Mudah-mudahan bisa menambahkan wacana pengetahuan.
Join the discussion