Macam Sistem Kelistrikan Mobil – Dalam penggunaanya pada kendaraan ringan terutama mobil, sistem kelistrikan terdiri dari beberapa macam. Setiap jenis sistem kelistrikan memiliki fungsi tersendiri. Lalu apa saja macam sistem kelistrikan mobil?
Sistem terdiri dari berabagai komponen atau bagian yang teratur sama-sama terkait, hingga membuat satu totalitas. Kelistrikan dapat diketahui merupakan perbedaan polaritas dua garis elementer, yaitu proton yang memiliki muatan positif dan elektron yang memiliki muatan negatif.
Jadi bisa diambil kesimpulan jika sistem kelistrikan mobil adalah serangkaian energi listrik yang diatur untuk jalankan sebuah fungsi tertentu pada suatu kendaraan. Pada artikel ini akan diulas berbagai macam jenis sistem kelistrikan yang digunakan pada kendaraan ringan terutama mobil.
Fungsi Sistem Kelistrikan Mobil
Terdapat beberapa fungsi sistem kelistrikan pada kendaraan ringan yaitu:
- Menghidupkan bunga api yang bisa membakar kombinasi bahan bakar dalam silinder, seperti sistem pengapian.
- Menolong hidupkan mesin di awal (start) dengan perputaran tertentu, seperti sistem starter.
- Hasilkan tenaga listrik dan menjaga sumber arus (battery) masih tetap berisi, seperti sistem pengisian.
- Sebagai kenyamanan dan keselamatan dalam berkendaraan, seperti sistem AC, sistem ABS, sistem kelistrikan body, sistem airbag, dan penghapus kaca (wiper)
Macam – Macam Sistem Kelistrikan
Berbagai macam sistem kelistrikan mobil bisa dikelompokkan seperti berikut:
1. Sistem kelistrikan mesin
Berikut beberapa macam sistem kelistrikan mesin pada mobil:
a. Sistem Pengapian
Persyaratan berlangsungnya pembakaran dalam silinder adalah harus ada elemen udara, bahan bakar, dan api. Sistem pengapian sebagai sumber bunga api yang memunculkan ledakan kombinasi udara bahan bakar, hingga terjadi proses pembakaran di ruangan bakar.
b. Sistem Starter
Mesin tidak segera dapat hidup (dihidupkan dengan tombol start) saat sebelum lakukan transisi operasinya, diantaranya cara hirup, kompresi, usaha, dan buang. Untuk menolong lakukan transisi pendahuluan saat awalnya hidupkan, diperlukan sistem starter dengan memutarkan kutub engkol.
c. Sistem Pengisian
Battery untuk sumber arus cuman bisa simpan dan tidak bisa hasilkan arus, sedang kemampuan battery terbatas dan tidak bisa memberinya arus yang diperlukan pada kelistrikan mobil secara terus-terusan. Sistem yang menghasilkan arus berperan untuk isi battery dan memberinya arus yang diperlukan pada semua kelistrikan mobil saat mesin bekerja itu yang dikatakan sebagai sistem pengisisan.
d. Sistem EFI
Pada mobil konservatif, karburator berperan menambahkan udara dan bahan bakar yang hasilkan gas yang gampang terbakar berbentuk kabut. Disamping itu, fungsi lain kaburator adalah atur keperluan kombinasi udara dan bahan bakar yang masuk ke silinder. Hal itu hasilkan perbedaan kombinasi yang pas berdasar RPM, suhu, dan beban mesin kendaraan.
Sistem EFI sebagai alternatif sistem karburator kendaraan sekarang ini yang dikendalikan
secara elektrik. Sistem EFI berperan untuk menyamakan perbedaan udara dan bahan bakar yang masuk ke silinder dengan penginjeksian yang sesuai keadaan kendaraan.
e. Sistem Common rail
Common rail pada dasarmya sama dengan sistem EFI yang berperan untuk atur supply bahan bakar yang masuk ke ruangan bakar, tetapi ketidaksamaanya common rail dipakai pada mobil diesel.
f. Sistem Pemanas
Ada sistem pemanas pendahuluan dengan keadaan pada ruangan bakar menggunakan glow plug pada mesin diesel tidak langsung atau indirect. Hal itu berperan untuk memanasi ruangan bakar saat start (mesin dingin). Glowplug terbagi dalam coil pemanas.
Pada mesin diesel type indirect ada sistem pemanas pendahuluan di mana dalam ruangan bakar terpasang glowplug yang diperlukan untuk memanasi ruangan bakar di saat awalnya start saat mesin dingin. Glow socket terbagi dalam gulungan (coil) dan pemanas yang berada pada tabung. Selanjutnya, saluran listrik akan mengucur lewat coil panas (heating coil) untuk memanasi tabung (heater tube).
2. Sistem Kelistrikan Body
Selain itu macam sistem kelistrikan mobil terdapat juga sistem kelistrikan bodi. Sistem Kelistrikan Body diperlengkapi terbagi dalam jaringan kabel (wiring harness), sistem pencahayaan eksterior (lampu kepala, lampu kota, dan kabut); lampu pencahayaan interior (lampu kabin); lampu peringatan (lampu sein, lampu mundur, kalkson); switch dan relay; mtr. gabungan dan gouge; wiper dan washer. Beberapa komponen itu mempunyai tujuan untuk jaga keamanan dan kenyamanan saat berkendaraan.
3. Sistem Kelistrikan Sasis
Macam sistem kelistrikan mobil yang selanjutnya yaitu sistem kelistrikan sasis. Didalamnya terbagi lagi menjadi beberapa sistem kelistrikan diantaranya yaitu:
a. ABS dan EBD
Anti-Lock Brake Sistem (ABS) sebagai sistem pengereman yang dikendalikan secara electronic. Sistem ini memakai satu unit computer actuator yang berperan mengontrol penekanan hidrolik ke arah disc brake caliper pada roda mobil. Hal itu mempunyai tujuan untuk menahan berlangsungnya dua hal, yakni roda terkunci dan pengaturan mobil saat stop tiba-tiba atau jalan pada permukaan jalan yang licin.
Sedang Elektronik Brake Force Distribution (EBD) sebagai tambahan untuk fungsi ABS untuk memaksimalkan pengereman. ABS dan EBD membagikan penekanan pengereman yang berbeda ke tiap roda dengan sesuaikan keadaan jalan, kecepatan, dan beban, dan tentukan roda yang pas supaya memperoleh tenaga pengereman yang terkuat. Dengan begitu penekanan masing-masing roda imbang.
b. Brake Assist (BA)
Sistem Brake Assist (BA) sebagai sistem tolong rem yang bekerja saat kendaraan memerlukan daya pengereman yang besar. Hal itu bisa diterangkan dalam beberapa keadaan diantaranya, saat pengereman tiba-tiba, jalan turun, atau beban penuh yang dikendalikan oleh ECU. Sistem ECU itu berdasar kecepatan implementasi pedal rem atau peningkatan penekanan master silinder rem.
c. Traction Kontrol (TRC)
Traction Kontrol (TRC) berperan menambahkan kestabilan pengendaraan dengan langkah kurangi output mesin dan lakukan pengereman secara efisien untuk meredam roda tidak terpeleset. Wujud manfaat TRC diantaranya, kendaraan bisa dihidupkan (start); dan berakselerasi halus pada permukaan jalan yang licin, walau hal itu berakselerasi saat keadaan membelok; dipakai untuk mobil off road 4WD supaya mobil tidak terangkut ke atas dan terpeleset.
d. Vehicle Stabilty Kontrol (VSC)
Vehicle Stabilty Kontrol (VSC) sistem yang bekerja secara automatis dengan kurangi output mesin, saat menikung atau beralih lajur, hingga kondisi kendaraan masih tetap termonitor secara aman sama sesuai lajur lintasiannya. Berikut adalah
e. Hill Start Asist (HSA)
Hill Start Asist (HSA) sebagai sistem yang bekerja saat kendaraan ada pada wilayah naik >45o. HSA meredam secara automatis, hingga sopir mempunyai cukup waktu untuk mengalihkan kaki dari pedal rem ke pedal gas dan bisa tekan gas saat sebelum lepas dari keadaan pengereman.
Kendaraan dengan jenis SUV dan truck diperlengkapi dengan Downhill Assist Kontrol (DAC). Hal itu mempunyai tujuan supaya mobil bisa jalan konstan saat kendaraan ada pada jalan yang turun. Langkah kerjanya yakni dengan memberinya penataan berapakah besar daya
rem yang perlu dikirim ke masing-masing roda.
4. Sistem Kelistrikan Infotainment
Selainnya keamanan, sarana tiap kendaraan sekarang ini sudah berkembang. Tehnologi yang memiliki sifat memberikan info berkaitan keadaan mobil pada umumnya dan selingan yang dibutuhkan dalam memberinya kenyamanan untuk pengendara. Berbagai contoh sistem kelistrikan infotaimen yaitu terdiri dari sistem audio video, Global Position Sensor (GPS), USB port, dan cigarette lighter. Oleh karena itu sistem kelistrikan infotaiment sudah menjadi salah satu macam sistem kelistrikan mobil.
5. Sistem Kelistrikan Tambahan (assesoris)
Yang kelima terkait macam sistem kelistrikan mobil terdapat sistem kelistrikan tambahan. Sistem kelistrikan tambahan (assesoris) sebagai sistem yang terhitung di luar sistem kelistrikan khusus yang memerhatikan factor keamanan dan kenyamanan dalam berkendaraan.
a. Sistem power mirror
Sakelar power mirror ditaruh di dashbord dekat sama sopir. Pada sakelar power mirror ada dua pertanda, yakni L (left) dan R (right) yang berperan untuk pilih kaca spion yang ingin disetel dan pilih tombol kontrol pergerakan atas, bawah, kanan, dan kiri. Disamping itu, sistem power mirror mempunyai motor power yang menggerakan tuas pengatur status kaca.
b. Sistem Lampu Kabut Depan dan Belakang
Sistem lampu kabut depan dan belakang dipakai saat keadaan cuaca berkabut. Sakelar lampu kabut bisa bekerja saat lampu kota (tail) dan lampu kepala (head) sudah dihidupkan.
c. Airbag
Airbag adalah piranti keselamatan yang berupa kantong udara yang megar terjadi bentrokan. Hal tersebut berperan membuat perlindungan sisi kepala, leher, dan dada saat terjadi kecelakaan. Airbag bekerja berdasar sinyal sensor pada kendaraan. Penekanan udara sudah disamakan supaya tidak melukai sopir. Selainnya berperan membuat perlindungan sopir, airbag berperan membuat perlindungan penumpang dengan ditempatkan pada bagian depan bangku dan segi bangku.
d. Immobilizer
Immobilizer dipakai sebagai kelengkapan standard keamanan kendaraan dengan keadaan kunci contact ada chip sebagai transmitter (pengirim gelombang radio). Jika sinyal yang dikirim sama sesuai, karena itu transponder akan mengirim data ke ECU untuk aktifkan serangkaian sistem ignition dan hidupkan relay fuel pump. Tapi, bila tidak sesuai dengan, mesin tidak bisa dihidupkan.
e. Sistem Sirene
Sistem Sirene sebuah piranti sekuriti kendaraan yang bekerja dengan memberikan pertanda peringatan berbentuk bunyi. Bila terjadi pintu mobil dibuka secara paksakan, karena itu bisa diaktifkan atau tidak diaktifkan memakai remote kontrol yang dipasang pada kunci mobil.
f. Sistem Daytime Running Light
Daytime Running Light sebagai sistem pencahayaan yang berperan menyinari jalan, abila keadaan cuaca mendadak gelap saat melalui terowong atau berkabut.
Diatas adalah ulasan terkait berbagai macam jenis sistem kelistrikan pada kendaraan ringan terutama mobil. Semoga dapat menambah wawasan pengetahuan.
Join the discussion