Komponen Sistem Pengapian : 10 Komponen Dan Ulasan

komponen sistem pengapian

Komponen Sistem Pengapian – Pada sistem pengapian terdapat beberapa komponen yang memiliki fungsi masing masing. Setiap komponen saling terintegrasi dan bekerja untuk menghasilkan bunga api untuk proses pembakaran. Lalu apa saja komponen sistem pengapian?

Sistem pengapian pada mobil sangat penting dalam satu kendaraan yang memakai pembakaran dalam. Pada suatu kendaraan yang menggunakan pembakaran dalam tidak cuma penting tetapi sistem ini yang menghidupkan kehidupan pada kendaraan tersebut. Tiada sistem pengapian pada kendaraan maka mesin tidak dapat bekerja. Oleh karena perlu mengenali komponen sistem pengapian mobil dan fungsinya.

Sistem ini tidak hanya berperan dalam soal pemicuan pembakaran lewat percikan busi namun juga mengontrol proses pengapian agar bekerja pada waktu yang tepat. Prinsip kerjanya menggunakan konsep induksi elektromagnet seperti trafo step-up. Tegangan listrik yang tinggi dialirkan ke busi sehingga akan menghasilkan percikan bunga api untuk pembakaran.

Untuk menghasilkan dan membagi percikan bunga api agar sesuai dengan kebutuhan mesin, maka pada sistem pengapian dibagi menjadi beberapa komponen. Untuk lebih jelasnya mengenai komponen sistem pengapian pada kendaraan akan diulas lebih lengkap pada artikel berikut ini.

komponen sistem pengapian

Komponen Sistem Pengapian

1. Baterai

Komponen sistem pengapian mobil yang pertama ialah baterei. Baterei ialah sumber energi pertama pada mobil dengan pembakaran dalam. Baterei yang digunakan dapat berupa baterai basah maupun kering. Sistem pengapian memerlukan sekali satu baterei, sebab pengapian pertamanya kali akan berlangsung dengan memakai manfaatkan daya baterai. Bila baterei lebih (atau cuman cukup buat sistem starter saja), sistem pengapian bila tidak beberja.

Beberapa hal penting mengenai baterei mobil perlu diperhatikan agar mobil tidak macet. Sesungguhnya baterei dengan sistem pengisian (yang bagus) akan gampang untuk terus hidup sesudah penyalaan awalnya berjalan baik. Ini sebab sistem pengisian akan memasok (isi) ulangi baterei sesudah dipakai.

Tegangan baterei normal adalah 12 volt baik pada motor atau mobil. Ketidaksamaan di antara accu motor dan mobil itu bukan pada tegangannya tetapi pada dayanya yang mempunyai unit Watt. Ini sebab daya listrik pada mobil itu semakin besar, kecuali sistem pengapian ada juga sistem pencahayaan dan aksesori yang membutuhkan daya listrik besar.

2. Kunci Kontak

Kunci kontak untuk beberapa mobil baru yang diganti dengan beberapa tehnologi hebat misalkan sakelar (tombol) atau bahkan juga sidik jari. Namun kunci kontak konvensional juga masih menjadi salah satu komponen pada sistem pengapian yang masih digunakan hingga sekarang.

Peranannya sudah pasti selaku pemutus dan penghubung arus listrik dari baterei ke arah sistem pengapian. Sebagian besar mengenali kunci kontak digunakan sebagai alat penstater mesin, atau komponen untuk hidupkan starter mesin. Hal ini sebenarnya benar namun masih terdapat beberapa fungsi lain terkait ignition switch. Pada lubang ignition ada 4 status yaitu ;

  • Off
  • Acc
  • On
  • ST
Baca Juga  Fungsi Saluran Oli, Dan Tiga Jenisnya

Pada status Acc, sistem pengapian belum aktif dalam pengertian tidak ada arus yang masuk coil primer. Listrik akan masuk di coil primer waktu kunci kontak diposisikan ON. Pada posisi ini tidak cuma coil primer yang memperoleh arus tetapi semua sistem khusus kendaraan sudah siap diaktifkan.

3. Koil Pengapian

Ignition coil atau koil pengapian merupakan komponen sistem pengapian yang berfungsi selaku trafo step up, atau menaikan tegangan baterei. Koil ini bekerja dengan konsep induksi elektromagnet menggunakan dua buah coil. Di mana jumlah belitan coil sekunder lebih beberapa dari coil primer, hingga saat kemagnetan dari coil primer menginduksi coil sekunder bisa berlangsung kenaikan tegangan. Satu koil pengapian harus mengubah tegangan 12 V dari baterei atau sistem pengisian jadi tegangan minimum 5K volt sampai 25K.

4. Distributor

Pada sistem pengapian konvensional, distributor menjadi komponen yang dipakai untuk mengatur timming dan Firing order pengapian. Distributor terdiri dari beberapa terminal dan terhubung dengan cam. Cam atau nok ini digunakan untuk memutus saluran arus dari coil primer.

Pada bagian tutup distributor terdapat dua komponen khusus yang terkait dengan firing order yaitu rotor dan distributor cap. Rotor adalah komponen konduktor yang bagikan output dari coil ke kabel busi sama FO. Sementara distributor cap adalah ujung dari kabel busi untuk menyalurkan dan menerima tegangan listrik dari rotor ke kabel.

5. Platina

Kontak poin atau breaker poin merupakan sebuah sakelar yang bisa terputus dan terhubung. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan tegangan output yang besar. Kontak platina akan bekerja memutus arus primer sesuai timing pengapian.

Langkah kerja kontak point atau kontak platina yaitu dengan memanfaatkan cam yang akan menyentuh kaki ebonit. Waktu kaki terdorong cam maka kontak platina akan membuka dan mengakibatkan arus primer terputus. Pemutusan ini bertujuan agar menghasilkan induksi elektromagnet yang bertujuan agar menghasilkan listrik tegangan tinggi.

6. Kondensor

Kapasitor atau kondensor adalah komponen sistem pengapian yang mempunyai kekuatan untuk menyerap arus dan mengeluarkannya waktu dibutuhkan. Pada pengapian konvensional komponen ini dipakai untuk menyerap tegangan berlebih dari coil primer.

Saat kontak platina membuka maka semestinya arus primer coil terputus. Ppembukaan platina itu cuman seputar 0,5 mm. Dengan sela sekecil ini, karena itu listrik tegangan 12 volt dapat melonjak hingga bisa tampil percikan api pada platina dan proses pemutusan arus terganggu.

Baca Juga  Cara Menyetel Platina : Penyebab, Dan Perawatan

Adanya capasitor maka arus listrik akan dipindah ke capasitor saat kontak platina membuka. Arus ini akan digunakan untuk periode berikutnya. Proses ini akan membuat capasitor langsung mengalami proses pengosongan dan dapat digunakan dengan cepat dan berkali-kali.

7. Vacuum advancer

Vacuum advancer bekerja untuk mengatur perubahan timming pengapian. Hal ini mempunyai tujuan untuk menyesuaikan keadaan mesin dengan pengapian. Apabila timming sama maka malah menghalangi pergerakan piston. Untuk menyesuaikannya, karena itu timming pengapian akan dimundurkan nyaris 0 derajat hingga expansi hasil pembakaran dapat digunakan seutuhnya untuk menggerakkan piston kebawah.

Vacuum advancer akan memundurkan pengapian berdasar beban mesin, ini diketahui dari kevakuman di intake manifold. Bila keadaannya seperti di atas karena itu daya hirup pada piston turun, dan contact poin akan berubah lebih lamban.

8. Governoor advancer

Sentrifugal governoor advancer sama dengan vacuum advancer merupakan salah satu bagian pada sistem pengapian. Komponen ini berfungsi untuk mengganti timming pengapian mesin berdasar RPM mesin. Jika RPM tinggi karena itu timming pengaian harus dibikin lebih cepat supaya tidak ada knocking dan self ignition.

Governoor advancer memakai dua buah bandul yang bisa meregang berdasar gaya sentrifugal yang mengenainya. Bandul ini akan melekat pada kutub distributor dan perputaran kutub akan memunculkan gaya sentrifugal pada bandul. Regangan bandul dipakai untuk mempercepat pembukaan platina.

9. Kabel Busi

Komponen lain dari sistem pengapian mobil ialah kabel busi. Kabel busi berfungsi sebagai jembatan mengalirnya arus dengan tegangan tingggi yang berlangsung ke busi (dari distributor).

Kabel busi mempunyai bahan yang semestinya sama dengan kabel koil. Sebab harus juga salurkan arus dengan tengangan tinggi yang berasal dari koil pengapian. Bahkan juga kendala yang terjadi sama dengan kabel koil supaya sistem pengapian bisa bekerja maksimal. Jumlah kabel busi banyaknya sama dengan busi.

10. Busi

Busi merupakan komponen terpenting pada sistem pengapian. Komponen ini menjadi tempat terakhir mengalirnya arus dengan tegangan tinggi yang dibuat oleh koil saat sebelum berlangsungnya pembakaran pada ruangan bakar.

Spark plug digunakan untuk memercikkan bunga api yang akan berlangsung antara elektroda. Loncatan bunga api yang selanjutnya memantik terbakarnya bahan bakar dan udara yang sudah dikompresi oleh piston. Walau kompresi piston sempurnya tetapi api busi kecil maka proses pembakaran akan sulit terjadi.

Diatas merupakan beberapa komponen sistem pengapian mobil dan fungsinya. Seluruh komponen mempunyai peranan masing masing dan sama pentingnya dengan komponen lainnya. Semoga dapat menambah wawasan pengetahuan.