Jenis Jenis Pelumasan: 21 Macam & Ulasannya

jenis jenis pelumasan

Jenis Jenis Pelumasan –  Dalam penggunaannya pada mesin, terdapat berbagai jenis pelumasan. Berbagai macam jenis pelumasan ini digolongkan melalui bentuk dan bahan. Lalu apa saja jenis jenis pelumasan?

Pelumas adalah suatu zat cair (oli) yang digunakan untuk mengurangi gaya gesek antara dua benda yang saling bergesekan. Pelumas merupakan hasil olahan minyak bumi yang sering digunakan untuk mesin bakar kendaraan maupun mesin produksi(pabrik). Pada kendaraan khususnya sepeda motor terdapat sistem pelumasan motor 4 tak dan sistem pelumasan motor 2 tak.

Sistem pelumasan sangat di perlukan khususnya pada mesin. Karena didalam mesin yang bergerak terdapat berbagai macam komponen yang bekerja dimana satu sama lain saling bergesekan. Dengan adanya sistem pelumasan maka akan membantu kelancaran kinerja komponen mesin dan secara langsung akan membantu mengurangi gaya gesek terhadap masing masing komponen yang bekerja.

Selain membantu mengurangi gaya gesek antar komponen, pelumas juga membantu untuk menjaga panas mesin karena dengan mengurangi gaya gesek akan mengurangi pula panas yang ditimbulkan karena sistem pelumasan yang tidak baik akan menjadi penyebab mesin overheat.

Berikut ulasan terkait jenis jenis pelumasan yang ada pada mesin kendaraan yang akan dijelaskan lebih dalam pada artikel dibawah ini. Berikut ulasannya:

jenis jenis pelumasan

Jenis Jenis Pelumasan

Terdapat beberapa jenis jenis pelumasan yang banyak ditemukan. Jenis jenis pelumasan tersebut terdiri dari:

1. Pelumas cair (oli)

Jenis jenis pelumasan yang pertama yaitu oli. Syarat pemilihan oli yang baik adalah viskositas sesuai, tidak mudah terbakar, multigrade, tidak bereaksi dengan oksigen dan udara keliling. Pelumas cair ini terbagi menjadi pelumas sintetis, semi sintetis, dan pelumas biasa (base oil).

Pelumas oli mineral memiliki keterbatasan paling besar yakni kurangnya ketahanan terhadap temperatur kerja tinggi. Aromatic oil memang memiliki ketahanan terhadap temperatur tinggi, akan tetapi tingkat kekentalannya terlalu besar sehingga tidak mudah digunakan sebagai pelumas mesin. Solusi dari kelemahan tersebut adalah dibuatnya oli melalui proses sintesa sehingga didapatkan oli dengan spesifikasi terbaik sesuai dengan yang dibutuhkan. Pelumas jenis ini biasa kita kenal sebagai oli sintetis, sebab oli tipe ini tidak berasal dari minyak bumi melainkan dari bahan organik maupun anorganik yang melewati proses-proses khusus sehingga didapatkan spesifikasi yang dibutuhkan terutama ketahanan terhadap temperatur tinggi.

Pelumas mineral terdiri dari:

  • Oli Paraffinic (parafin) diproduksi melalui proses pemecahan molekul hidrokarbon minyak bumi atau biasa dikenal dengan hydrocracking. Sebagian besar molekul oli parafin memiliki struktur molekul rantai hidrokarbon panjang dan tidak bercincin. Oli parafin memiliki kestabilan viskositas dan tahan terhadap oksidasi. Oli ini memiliki titik temperatur bakar tinggi serta titik temperatur alir (pour point) tinggi. Pour point (titik alir) adalah titik temperatur dimana sebuah cairan memadat dan kehilangan kemampuannya untuk mengalir. Oli parafin sangat baik digunakan pada mesin manufaktur, untuk pelumas mesin industri, serta pada proses produksi industri karet, tekstil, dan kertas.
  • Oli Naphtenic diproduksi dari minyak bumi melalui proses distilasi atau penyulingan. Sebagian besar molekul oli naphtenic memiliki struktur cincin hidrokarbon jenuh. Dengan struktur kimia semacam itu, oli tipe ini memiliki tingkat viskositas rendah, titik bakar rendah (mudah terbakar), titik alir rendah, serta ketahanan terhadap oksidasi yang relatif rendah. Karena sifatnya yang mudah terbakar, maka oli naphtenic lebih cocok digunakan pada kondisi temperatur kerja rendah, terutama untuk pendingin trafo industri, serta pendingin pada proses permesinan.
  • Aromatic oil merupakan hasil dari proses pemurnian lebih lanjut dari oli parafin. Melalui proses pemurnian tersebut didapatkan oli dengan struktur hidrokarbon cincin-tak-jenuh. Cincin hidrokarbon tersebut bersifat jauh lebih stabil dan tidak mudah putus, sehingga oli aromatik memiliki titik bakar lebih tinggi. Pelumas oli aromatik berwarna hitam dan sangat lazim digunakan sebagai bahan seal manufaktur, serta sebagai perekat dan pengencer produksi aspal.

Pelumas oli sintetis memiliki beberapa tipe yang diklasifikasikan berdasarkan perbedaan karakteristiknya, yakni:

  • Polyalphaolefins (PAO) menjadi oli sintetis yang paling populer digunakan. Struktur kimia dan karakteristik PAO identik dengan oli mineral. Oli sintetis hidrokarbon jenis ini diproduksi melalui proses polimerisasi molekul hidrokarbon dari gas etilen dengan menggunakan katalisator logam.
  • Polyglycols (PAG). PAG diproduksi dari proses oksidasi etilena dan propilena. Hasil oksidan selanjutnya dipolimerisasi unti membentuk polyglycol. Oli jenis ini bersifat larut di dalam air, memiliki koefisien gesekan rendah, serta tahan terhadap tekanan kerja tinggi sekalipun tidak ditambahkan aditif tekanan tinggi.
  • Oli Ester. Tipe oli sintetis berikut diproduksi dengan mereaksikan asam dan alkohol dengan air. Karakter oli ester adalah ketahannya terhadap temperatur tinggi dan rendah.
  • Silikon. Silikon termasuk ke dalam polimer inorganik yang memiliki struktur molekul rantai berbentuk seperti tulang belakang dengan gugusan Si=O. Oli sintetis tipe ini yang paling populer adalah polydimethylsiloxane (PDMS) dengan monomer (CH3)2SiO. PDMS diproduksi dari silikon dan metilklorida. Contoh lain oli sintetis tipe ini adalah polymethylphenylsiloxane dan polydiphenylsiloxane. Viskositas oli silikon tergantung dari panjang molekul polimer serta derajat sambungan silang (cross-link) molekulnya. Sambungan pendek tidak silang molekul menghasilkan oli yang encer, sedangkan sambungan panjang silang molekul akan menghasilkan oli silikon elastis. Pelumas silikon mampu bekerja pada kisaran temperatur -73°C hingga 300°C.
Baca Juga  Komponen Kompresor AC : 12 Bagian Dan Fungsinya

Kelebihan pelumas oli:

  • Kelebihan yang paling utama adalah sangat cocok digunakan pada mesin-mesin putaran tinggi.
  • Memiliki viskositas rendah sehingga mudah membentuk lapisan film pelumas di setiap permukaan logam yang dilindungi dan memastikan selalu ada jarak antara dua permukaan komponen yang bertemu.
  • Karena berfase cair maka ia sangat mudah menyerap dan memindahkan panas.

Kekurangan pelumas oli:

  • Membutuhkan ruang yang lebih besar untuk menampung oli.
  • Membutuhkan sistem sealing untuk mencegah oli bocor keluar.
  • Memerlukan tambahan sistem pendingin jika pelumas bekerja pada temperatur ekstrim.
  • Tidak tahan terhadap oksidasi, kontaminasi air, dan pengotor-pengotor seperti debu atau yang sejenisnya.

2. Pelumas setengah padat (grease/ gemuk lumas)

Selain itu jenis jenis pelumasan juga bisa berbentuk setengah padat. Bahan dasar dari grease/ gemuk adalah pelumas cair yang telah diberi bahan pengental, pelumas ini memiliki kandungan oli 60% sampai 90%. Pelumas setengah padat mempunyai keunggulan yakni sebagai pelumas yang tahan terhadap suhu tinggi dan sebagai penutup yang baik, tidak mudah larut dengan air sehingga sangat bagus pada segala cuaca. Akan tetapi pelumas setengah padat ini memiliki kekurangan yakni friksi lebih besar, pendinginan kurang baik, lebih rumit mengaplikasikan pada bagian atau sudaut yang susah.

Macam Pelumas Semi Padat

  • Campuran Oli Mineral dengan Padatan. Grease tipe ini sangat cocok digunakan pada peralatan-peralatan dengan beban sangat tinggi serta bekerja pada kecepatan rendah. Contohnya adalah pengaduk bahan beton, dan bearing pada conveyor alat konstruksi berat.
  • Campuran Oli Aspal dengan Oli Ringan. Pelumas tipe ini tergolong sebagai grease ringan dengan kekentalan sedikit rendah. Sangat cocok digunakan pada komponen-komponen terbuka yang bertemu langsung dengan atmosfer. Kelebihan utama dari pelumas ini adalah kemampuannya untuk membentuk lapisan film yang mampu bertahan pada temperatur panas maupun dingin.
  • Extreme-Pressure Grease (EP Grease). Karakteristik unik dari EP Grease adalah adanya penambahan aditif khusus yang membuatnya memiliki kekuatan sangat baik untuk diaplikasikan pada berbagai macam kondisi ekstrim. Pelumas ini membentuk lapisan film yang justru bersifat mencegah pelumas untuk terlepas dari dua permukaan komponen, sehingga mencegah kedua permukaan komponen tersebut untuk bergesekan secara langsung.
  • Roll-Neck (RN) Grease. RN grease sangat lazim digunakan pada bearing sederhana pada mesin-mesin berputar. Grease tidak memiliki karakteristik istimewa sehingga hanya cocok digunakan pada bearing dengan beban kerja rendah.
  • Soap Thicked Mineral Oils (STMO). Grease tipe ini menjadi yang paling banyak digunakan di dunia industri, sebab ia menggunakan oli mineral sebagai bahan utamanya dengan penambahan zat aditif kimia yang disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan. Zat aditif tersebut antara lain adalah sodium, barium, lithium, kalsium, serta aluminium.
  • Grease Multi-Fungsi. Grease multi-fungsi memiliki karakteristik unik yaitu menggabungkan dua atau lebih sifat-sifat dari grease tertentu. Dengan metode ini, bahkan kita dapat membuat satu jenis grease multi-fungsi untuk menggantikan hingga enam grease khusus. Sebagai contoh grease yang menggunakan emulsi lithium, selain memiliki ketahanan terhadap air dan korosi, ia juga memiliki ketahanan mekanis dan oksidasi yang baik.
Baca Juga  Fungsi Pedal Kopling (Clutch Pedal) Dan Cara Kerja

Kelebihan Grease

  • Bertahan di hanya satu titik pelumasan yang diperlukan.
  • Tidak mudah rusak karena cat ataupun partikel-partikel debu atmosfer.
  • Tidak memerlukan pemberian grease yang terlalu sering.
  • Cocok digunakan pada poros tegak/vertikal.
  • Membantu proses sealing karena tidak mudah ditembus partikel debu.
  • Tahan air.
  • Cocok digunakan pada mesin dengan beban kejut, kecepatan rendah, serta beban tinggi.

Kekurangan grease:

  • Karena wujudnya yang semi-solid, maka sifatnya tidak dapat menjadi pendingin.
  • Sekali saja pengotor debu masuk dan bercampur dengan grease, ia tidak dapat dibersihkan. Sehingga partikel tersebut akan menjadi gangguan nagi performa grease.

3. Pelumas padat

Jenis jenis pelumasan yang ketiga yaitu pelumas padat. Terdapat beberapa macam jenis pelumasan padat diantaranya yaitu:

  • Grafit sering dipakai di compressor udara, industri makanan, ikatan rel kereta, roda gigi terbuka, ball bearing, dan beberapa alat perbengkelan. Grafit wajar dipakai pada kunci gembok dan mesin kunci. Ini dilaksanakan karena bila dipakai oli untuk memulasi mesin kunci, debu-debu pada udara malah gampang melekat dan akan cepat menghancurkan beberapa komponen mesin. Grafit sanggup bekerja sampai suhu 900°F (482°C). Di atas suhu itu grafit akan teroksidasi dan tingkatkan nilai koefisien geseknya.
  • Molibdenum disulfida (MoS2) jadi bahan pelumas padat ke-2 sesudah grafit yang terbanyak dipakai. MoS2 mempunyai watak unik yang lain dengan grafit, bila grafit memerlukan kelembapan pada udara untuk melubrikasi elemen mesin, molibdenum disulfida tidak memerlukan kelembapan itu. Bahkan juga MoS2 sanggup bekerja pada keadaan udara vakum, karena perihal ini pula dia pas dipakai pada perlengkapan-peralatan ruangan angkasa.Pada udara bebas molibdenum disulfida sanggup bertahan sampai suhu 700°F (371°C), di atas suhu itu akan menyebabkan MoS2 teroksidasi membuat MoO3 dan SO2. Oksidasi itu memiliki sifat mempernyerap kelembapan udara dan meningkatkan koefisien gesekannya. Pada keadaan vakum yang tidak bisa saja terjadi proses oksidasi, molibdenum disulfida sanggup bertahan sampai suhu 2100°F (1150°C).
  • Pelumas padat Heksagonal Boron Nitrida (h-BN) baik sekali bekerja pada suhu rendah dan tinggi bahkan juga sampai 900°C. Pelumas ini benar-benar pas dipakai jika karakter konduktivitas listrik dan reaktifitas kimia dari grafit jadi permasalahan. Keunggulan lain dari h-BN dibanding dengan grafit ialah karakter lubrikatifnya yang tidak membutuhkan molekul air atau gas untuk terjebak antara lapisan-lapisan molekulnya. Karena itu h-BN pas dipakai pada keadaan vakum seperti molibdenum desulfida.
  • Polytetrafluoroethylene (PTFE) jadi bahan pelumas padat karena molekul penyusunnya yang gampang berubah relatif pada molekul yang lain dengan diberi sedikit style geser. PTFE baik dipakai pada keadaan vakum atau lingkungan atmosfer (sampai 290°C).

Kelebihan pelumas padat:

  • Lebih efisien daripada pelumas oli pada mesin dengan beban tinggi.
  • Benar-benar konstan pada keadaan temperature tinggi, dan pada situasi keadaan beradiasi dan reaktif.
  • Membuat design mesin jadi lebih simpel karena tidak diperlukan ruangan lebih seperti bila memakai pelumas oli.
  • Kebersihan mesin lebih terbangun.

Kekurangan pelumas padat:

  • Bila sekali saja susunan film lubrikasi hancur, jadi tidak segera dapat diperbarui, keseluruhnya sisi pelumas padat harus ditukar.
  • Koefisien gesekan semakin tinggi bila dibanding dengan pelumas oli.
  • Gampang aus.

4. Pelumas gas

Jenis jenis pelumasan gas ini Biasanya digunakan pada peralatan pembangkit energi nuklir dan beberapa instalasi turbin gas. Alasanya karena jenis pelumas gas ini dapat melumasi tempat -tempat yang sangat rumit.

Diatas adalah ulasan terkait macam macam atau jenis jenis pelumasan pada mesin. Semoga dapat menambah wawasan pengetahuan.