Cara Kerja Sistem AC Mobil : Prinsip Dan Cara Kerja

cara kerja sistem AC

Cara Kerja Sistem AC – Sistem AC memiliki peran penting pada kendaraan. Cara kerjanya memanfaatkan hukum termodinamika untuk memanipulasi temperatur. Lalu bagaimana cara kerja sistem AC pada mobil?

Temperatur panas dan udara sesak dalam kabin mobil tentu saja dapat memengaruhi kenyamanan pemakai mobil yang bisa juga berpengaruh pada keselamatan pemakai mobil. Jika udara di dalam kabin mobil itu bersih dan sejuk, automatis sopir makin lebih konsentrasi untuk memerhatikan kecepatan kendaraan.

Karena itu, dalam kendaraan ruangan tertutup seperti mobil penting ada sistem perputaran. Perputaran udara yang terbanyak diaplikasikan yaitu sistem AC. Bagaimana cara kerja sistem AC mobil ? apa sama dengan AC ruang ?

Sistem AC ialah sebuah serangkaian elemen yang dibikin dengan arah mengeset suhu dan kelembapan di dalam kabin mobil. Sesungguhnya sistem AC masuk di HVAC Sistem, yang jika disimpulkan jadi Heating, Ventilating, and Air Conditioning. Untuk lebih jelasnya terkait cara kerja sistem AC akan diulas lebih dalam pada artikel berikut ini.

cara kerja sistem AC

Prinsip Kerja Sistem AC Mobil

Pada prinsipnya sistem AC mobil sama dengan sistem AC ruang. Di mana sistem ini bekerja dengan perpindahan panas. Udara yang akan diventilasikan di dalam kabin, lebih dulu melalui sebuah elemen. Maksudnya supaya kelembapan dan temperatur udara itu beralih ke material lain. Dalam masalah ini, refrigerant dipakai sebagai material pemindah panas.

Tetapi, perpindahan panas ini bukan hanya terjadi dalam udara sirkulasi ke kabin. Panas yang dipindah ke refrigerant perlu dipindah kembali ke udara bebas supaya refrigerant dapat kembali jemput panas dari kabin. Serangkaian perpindahan panas ini jika disambungkan bisa menjadi sebuah transisi AC mobil. Untuk hasilkan pendinginan ada 4 cara operasi pendinginan, dan refrigerant disebarkan berkali-kali dengan pengubahan-perubahan seperti berikut:

1. Kompresi

Refrigerant didesak dalam compressor sampai keadaannya jadi cair dengan suhu yang tinggi. Gas refrigerant dalam evaporator disedot oleh compressor akan membuat tekanannya masih rendah di dalam evaporator, dan untuk bikin cairan refrigerant jadi gas secara aktif pada suhu yang rendah (Nol o C). Karena itu penekanan gas refrigerant didesak dalam silinder, dan beralih menjadi tinggi, hingga suhu dan penekanan refrigerant akan gampang jadi cair meskipun proses pendinginan dalam suhu yang semakin tinggi.

2. Kondensasi.

Refrigerant diganti dari gas jadi cair dan didinginkan dari suhu yang tinggi dalam kondensor. Refrigerant yang bertemperatur dan bertekanan tinggi itu dikeluarkan dalam kondensor jadi cairan dan diteruskan ke receiver drier. Hal tersebut diberi nama proses kondensasi panas. Panas yang tinggi dari refrigerant itu bisa dikeluarkan oleh kondensor hingga refrigerant jadi dingin dan bisa lakukan proses peresapan panas di ruang dalam kendaraan.

3. Ekspansi

Penekanan cairan refrigerant di turunkan oleh katup pengembangan. Hal tersebut disebutkan proses ekspansi, di mana gas bertekanan itu dikabutkan dengan gampang dalam evaporator hingga refrigerant jadi gas, dan expansion valve ini mengendalikan saluran cairan refrigerant sekalian turunkan tekanannya.

Baca Juga  Cara Reset Oli Nmax : 7 Cara, Penyebab, & Waktu Reset

Cairan refrigerant yang dikabutkan ini dalam evaporator ditata oleh tingkat pendinginan yang perlu dilaksanakan di bawah suhu pengabutan. Karena itu, penting untuk mengatur jumlah refrigerant yang diperlukan dengan lakukan pengujian yang betul.

4. Evaporasi.

Refrigerant dirubah dari cairan ke gas dalam evaporator. Cairan refrigerant dikabutkan oleh hisapannya sendiri di mana saat proses penguapan panas latent diperlukan dari udara disekitar evaporator. Udara melepas panas untuk didinginkan, dan disalurkan ke ruangan dalam kendaraan oleh kipas pendingin sekalian turunkan suhu ruang itu. Cairan refrigerant itu diteruskan dari expansion valve dalam evaporator selanjutnya sekalian jadi uap refrigerant, dan pengubahan itu terjadi berkali-kali dari keadaan cair ke gas.

Penekanan dan suhu dalam pengubahan itu selalu terkait, bila penekanan di-set karena itu suhu akan ditata. Untuk pengabutan yang dilaksanakan saat suhu lebih rendah dari pengubahan itu (Cair -> Gas) pada keadaan seperti di atas, penekanan dalam evaporator harus juga dibikin masih rendah. Karenanya, gas dari refrigerant yang dikabutkan sebaiknya dikurangi secara terus-terusan keluar evaporator oleh hisapan compressor.

Cara Kerja Sistem AC

Transisi AC mobil yang akan diulas terdiri jadi dua step, yang terbagi dalam saat kopling tersambung dan saat kopling lepas. Cara kerja sistem AC pada mobil yaitu:

1. Saat kopling compressor tersambung

Cara kerja sistem AC yang pertama yaitu saat kopling magnet terhubung. Saat AC dinyalakan, akan kedengar bunyi cetekan dari ruangan mesin yang dituruti penaikan RPM mesin. Itu pertanda kopling compressor AC tersambung. Kopling ini bekerja memakai daya magnet magnet.

Saat status OFF, kopling akan terlepas (renggang) dari pulley compressor hingga walau pulley compressor berputar namun poros compressor tidak ikut berputar. Saat AC di nyalakan maka terjadi induksi elektromagnet pada magnetic clutch hingga kopling magnet akan ketarik di dalam.

Ini mengakibatkan kopling magnet dan pulley compressor tersambung. Akibatnya poros compressor akan berputar sama seperti RPM mesin. Perputaran poros compressor akan mendesak freon, mengakibatkan freon mengarah ke arah kondensor dengan penekanan tinggi.

Pada kondensor, akan terjadi proses yang serupa proses radiator. Di mana kipas pendingin akan berputar-putar yang mengakibatkan ada saluran udara di luar melalui kondensor. Ini membuat temperatur pada freon beralih ke udara yang melaluinya hingga keluar dari kondensor, freon telah pada kondisi dingin tetapi tetap bertekanan tinggi.

Sesudah keluar dari kondensor, freon bergerak mengarah dryer. Di dalam elemen dryer, freon akan disaring memakai element pasir silika yang sanggup meresap uap air jika freon memiliki kandungan uap air.

Sesudah melalui dryer, freon akan masuk di expansion valve. Pada elemen ini, akan terjadi dampak spray, yakni dampak keluarnya freon bertekanan tinggi ke ruangan dengan penekanan lebih rendah lewat lubang sempit. Dampak spray ini akan membuat freon berbeda dari bentuk zat cair (saat sebelum expansion valve) jadi bentuk gas (sesudah expansion valve)

Baca Juga  Fungsi Tensioner: Peran & 3 Jenisnya

Saat freon tersemprot lewat expansion valve karena itu temperatur freon akan dingin dan keluar dari expansion valve, penekanan freon telah lebih rendah. Freon bertekanan rendah itu selanjutnya langsung di alirkan ke evaporator. Di sini freon pada keadaan paling dingin, hingga saat blower berpijar, ada saluran udara ke kabin yang melalui evaporator dengan temperatur yang dingin.

2. Saat AC On tetapi kopling compressor terputus

Cara kerja sistem ac yang kedua yaitu saat ac dinyalakan tapi kopling magnet terputus. Kopling compressor tidak selama-lamanya tersambung, walau kita masih menghidupkan sakelar AC tetapi terkadang kedengar bunyi yang memberikan kopling compressor terlepas yang dituruti pengurangan RPM mesin ke RPM awalnya.

Pelepasan kopling kompreror ini ditata secara automatis oleh sistem kelistrikan AC mobil. Maksudnya, untuk menghindar overpressure yang berpengaruh pada bocornya aliran AC mobil.

Semua dimulai dari sensor penekanan ac yang ada di high pressure hose. Jika sensor ini mengetahui freon telah capai penekanan optimal karena itu induksi pada kopling magnet akan berhenti. Hingga kopling magnet terputus.

Saat kopling magnet terputus (kembali renggang) karena itu kutub compressor akan stop berputar-putar hingga saluran freon dari compressor berhenti, tetapi bukan bermakna transisi AC mobil turut berhenti.

Saat compressor terputus, penekanan pada high pressure hose masih tinggi dan perlahan-lahan surut. Karena masih mempunyai penekanan karena itu di dalam expansion valve masih terjadi dampak spray, hingga proses peralihan temperatur udara dari blower masih terjadi dengan normal.

Saat sebelum penekanan ac turun, kopling magnet kembali tersambung hingga penekanan freon kembali naik dan transisi AC mobil tidak berhenti. Demikianlah selanjutnya sistem AC bekerja.

Sistem AC double blower

Cara kerja sistem AC double blower sama dengan AC single blower. Tetapi, dalam AC double blower ada dua buah blower fan, dua buah evaporator dan dua buah expansion valve.

Jadi freon dari dryer, lebih dulu melalui sebuah aliran by pass yang membuat cabang. Hal ini dikarenakan satu diarahkan ke blower depan, dan satunya ke blower belakang.

Berapakah batasan optimal penekanan freon ?

Batasan optimal penekanan freon yang diukur oleh sensor, itu bergantung kita pilih kisaran temperatur pada selektor temperatur di dalam kabin. Jika kita menyeting temperatur paling dingin, karena itu batasan optimal penekanan freon yang diputuskan itu tinggi hingga waktu compressor tersambung semakin lama.

Tetapi saat kita menyeting selektor temperatur normal (25-30 derajat C) karena itu batasan optimal yang diputuskan jadi lebih rendah. Hingga waktu compressor tersambung itu singkat dan kerap kedengar cetak-cetek bunyi compressor.

Diatas adalah ulasan terkait cara kerja sistem AC pada mobil. Semoga dapat menambah wawasan pengetahuan.