Cara Kerja IC Regulator: Fungsi, Komponen, & Cara Kerja

Cara kerja ic regulator

Cara Kerja IC Regulator – Ada dua type regulator yang digunakan pada kendaraan, salah satunya yaitu IC regulator. Apa fungsi IC regulator? Lalu bagaimanakah cara kerja IC regulator?

Kita kenali bila dalam mobil ada proses kelistrikan. Baterai adalah komponen yang menyuplai kepentingan listriknya. Apabila baterai digunakan untuk menyuplai lampu, proses pengapian, starter, dan lainnya tentu akan habis.

Oleh karena itu, baterai perlu diisi kembali. Nah, pada kendaraan, kepentingan itu dapat dipenuhi melalui proses pengisian. Di dalamnya ada alternator dan fungsi IC regulator. Kedua segi ini yang bertanggung-jawab alirkan listrik ke baterai.

Untuk lebih jelasnya terkait fungsi dan cara kerja pengisian IC regulator akan diulas pada artikel berikut ini. Berikut penuturannya:

Fungsi IC Regulator

Pada kendaraan terdapat dua sistem pengisian, yaitu proses pengisian konvensional dan proses pengisian IC regulator. Ketidaksesuaian kedua nya sebenarnya hanya penggunaan regulator lainnya.

Apabila pada pengisian konvensional masih menggunakan kontak point untuk mengatur aliran. Sementara fungsi sistem pengisian tipe IC regulator ini menggunakan transistor untuk atur tegangan yang dibikin oleh alternator.

Komponen Pengisian IC Regulator

Proses pengisian memiliki beberapa komponen, tapi ada dua komponen yang penting yaitu alternator dan regulator. Berikut info terkait kedua komponen penting itu:

1. Alternator

Alternator berperanan untuk mengganti energi mekanis yang didapatkan dari mesin jadi tenaga listrik. Komponen ini akan berputar karena putaran dari puli kutub engkol yang dilanjutkan lewat v-belt. Energi baru saja akan memutarkan rotor dan menghasilkan arus bolak balik. Dan kelak akan disearahkan oleh dioda.

Berdasarkan jenisnya maka ada dua tipe yaitu tipe regulator diluar dan tipe regulator dialam atau IC (integrated circuit). Untuk regulator dengan IC regulator, karenanya regulator menjadi satu unit dengan alternator dan dipasang di antara kumparan medan dan massa yang berperanan untuk atur arus yang mengalir di kumparan medan sampai tegangan yang dibikin alternator menjadi tetap.

Pada regulator menjadi satu karenanya alternator menjadi lebih kecil ukuran nya. Disamping itu karena regulator memakai komponen transistor dan dioda karenanya tenaga yang dibikin alternator menjadi lebih tinggi. Keuntungan yang lain adalah tidak diperlukan keprekelan tegangan, tahan pada getaran yang makin tinggi, tahan lama, dan mempunyai watak ganti kerugian temperatur untuk kontrol tegangan yang dimiliki buat pengisian baterai dan suplai ke lampu.

2. Regulator

Alternator tidak selama-lamanya menghasilkan tegangan yang konstant. Tegangan yang dihasilkan tergantung dari kecepatan putaran mesin. Semakin cepat putaran mesin, karenanya hasilnya akan semakin besar. Agar pengisian tidak terlalu berlebih, karenanya diperlukan regulator untuk mengontrolnya.

Trick-nya dengan mengatur besar arus listrik yang masuk ke rotor coil sampai tegangan yang dibikin oleh alternator masih tetap konstan sama sesuai ketentuan. Fungsi lain dari regulator yaitu untuk mematikan lampu pengisian jika alternator menghasilkan arus listrik.

Selain kedua komponen di atas, Berikut sebagai beberapa komponen partisipan dalam membuat proses pengisian dan peranannya:

  • Baterai, untuk sumber listrik khusus dengan arus DC (Direct Current) atau arus searah. Baterai ini memiliki tegangan detil beberapa 12 volt. Bila arus yang ada dibaterai mulai habis, karena itu punya pengaruh pada proses pada kendaraan yang memerlukan supali akan turun. Karenanya diperlukannya proses pengisian agar output dari alternator dapat termuat di baterai
  • Kabel, sebagai penghubung dan penyalur tegangan dari 1 komponen ke komponen lain pada rangkaian.
    Fuse (sekering), sebagai pengaman rangkaian kelistrikan bila terjadi konsleting dan terjadi arus terlalu berlebih yang dapat merusak rangkaian.
  • Kunci kontak, berperanan khusus dari kunci kontak pada rangkaian pengisian adalah sebagai sakelar khusus yang akan menghubungkan arus listrik proses pengisian.

Keuntungan IC Regulator

Dalam penggunaannya terdapat dua tipe regulator yaitu tipe platina atau konvensional dan tipe IC regulator. Keuntungan menggunakan regulator tipe IC:

  1. Memiliki ukuran yang kecil tetapi outputnya besar
  2. Tidak memerlukan keprekelan
  3. Memiliki kontrol yang baik
  4. Mempunyai anti kerugian pada temperatur.
Baca Juga  Perbedaan Mesin 2 Tak Dan Mesin 4 Tak : 7 Perbedaan

Cara kerja IC regulator ini yaitu dengan pengaturan arus yang masuk ke kumparan rotor dikerjakan secara elektronik. Komponen aktif yang bekerja sebagai alternative kumparan dan kontak poin adalah transistor.

Penggunaan komponen transistor ini akan bekerja ON dan OFF secara preodik untuk mengatur besar dan kecilnya medan magnet pada kumparan rotor. Dengan detil ide pengaturan ini akan di jelaskan pada bagian perinsip kerja regulator IC. Beberapa terminal yang ada di regulator ini adalah terminal E, P, F, S, L, IG, dan B.

Cara Kerja Pengisian IC Regulator

Cara kerja sistem pengisian dengan IC regulator tipe M, dengan argument tipe ini paling banyak digunakan saat ini. Berikut adalah cara kerjanya:

1. Kunci Kontak ON Mesin Mati

Cara kerja IC regulator yang pertama yaitu saat kunci kontak status ON, mesin belum hidup, karenanya arus dari baterai mengalir sekering → kunci kontak → terminal IG → masuk ke MIC.

Cara kerja ic regulator

Arus yang ke MIC seterusnya mengalir → kaki pangkalan (B) Tr1 → E Tr1 → massa. Ini menyebabkan Tr1 jadi ON.

Ketika yang sama arus mengalir →kaki pangkalan (B ) Tr3 → E Tr3 → massa. Ini menyebabkan Tr3 jadi ON.

Dengan kata lain Tr1 dan Tr3 ON menyebabkan aliran arus seperti digambarkan pada rangkaian bawah ini:

IC regulator saat kunci kontak on

Apabila Tr1 ON menyebabkan arus mengalir dari baterai → terminal B → kumparan rotor (rotor coil) → terminal F → C Tr1 → E Tr1 → massa. Aliran arus ke kumparan rotor ini menyebabkan berjalannya medan magnet pada kumparan rotor coil.

Ketika yang sama, aktifnya Tr3 menyebabkan arus mengalir dari baterai → kunci kontak → lampu pengisian → terminal L regulator → C Tr3 → E Tr3 → massa. Aliran arus ini menyebabkan lampu pengisian akan berpijar.

2. Saat Mesin Hidup (tegangan alternator kurang dari 14 V)

Setelah mesin hidup, rotor coil yang terjadi kemagnetan berputar oleh kutub engkol melalui tali kipas sampai pada kumparan stator dapat terjadi tegangan AC yang seterusnya tegangan disearahkan jadi DC oleh dioda penyearah.

Karena kumparan stator sudah menghasilkan tegangan, karenanya arus pada satu diantaranya ujung kumparan stator mengalir → terminal P yang seterusnya diolah oleh MIC dan digunakan untuk salurkan arus → pangkalan (B) Tr2. Sampai Tr2 jadi ON dan stop aliran arus ke B Tr3 dan jadi OFF.

Karena Tr3 OFF ,karenanya aliran arus dari lampu ke massa melalui Tr3 stop sampai lampu tidak memperoleh massa dan aktifnya Tr2 menyebabkan aliran arus dari IG → E Tr2 → C Tr2 → terminal L → lampu pengisian. Karena lampu memperoleh dua aliran arus dari L dan dari kunci kontak, jadi tidak ada ketidaksesuaian tegangan sampai lampu padam (lampu mati karena tidak memperoleh massa dari Tr3).

Cara kerja ic regulator

Tegangan yang telah disearahkan oleh dioda mengalir → terminal B → baterai sampai terjadi pengisian.

Bila tegangan yang dibikin alternator kurang dari 14 V, karenanya terminal S tidak ketahui ada kelebihan tegangan sampai MIC masih tetap memberikan arus ke B Tr1 dan Tr1 tetap ON. Menyebabkan arus dari dioda mengalir ke kumparan rotor → terminal F → C Tr 1 → E Tr1→ massa. Ini menyebabkan medan magnet pada kumparan rotor coil tetap kuat.

Jadi ketika tegangan alternator kurang dari 14 V, medan magnet pada rotor coil dipertahankan pada keadaan kuat sampai tegangan tidak turun.

3. Saat Mesin Hidup (tegangan alternator lebih dari 14 V)

Cara kerja IC regulator yang pertama yaitu saat tegangan 14 v. Jika tegangan putaran mesin yang dibikin lebih dari14 V, karenanya tegangan itu akan terdeteksi oleh komponen aktif dalam MIC berupa dioda zener pada terminal S. Aliran arus pada terminal S oleh MIC akan diolah dan dipakai untuk stop arus yang mengalir ke B Tr1 dan Tr1 jadi OFF.

Baca Juga  Fungsi knuckle Arm Pada Sistem Suspensi: Peran & Ulasan

Cara kerja ic regulator

Bila Tr1 OFF karenanya aliran arus dari dioda yang ke kumparan rotor coil dan massa melalui Tr1 akan stop, sampai medan magnet pada kumparan rotor coil musnah. Aliran arus dari terminal P tetap mengalir sejauh mesin hidup untuk jaga Tr3 OFF dan Tr2 ON sampai lampu pengisian tetap padam.

IC regulator saat lebih dari 14 v

Jika medan magnet pada kumparan rotor musnah karena Tr1 OFF, makategangan yang dibikin oleh alternator akan turun.

Tegangan alternator kurang dari 14 V, karenanya terminal S tidak ketahui ada kelebihan tegangan (saksikan gambar di bawah) dan MIC akan memberikan tanggapan dengan salurkan kembali arus B Tr1( Tr1 jadi ON).

saat tegangan lebih dari 14v

Jika Tr1 jadi ON (saksikan gambar di bawah), karenanya arus dari dioda akan mengalir balik lagi ke kumparan rotor rotor coil → terminal F → C Tr1 → E Tr1 → ke massa. Ini menyebabkan kemagnetan pada kumparan rotor coil kembali kuat dan menyebabkan output alternator kembali naik.

saat tegangan lebih dari 14 v 4

Bila kenaikan tegangan ini melalui 14 V, karenanya proses ini akan kembali berkali-kali di proses awalannya sampai tegangan akan kembali turun, jika tegangan kurang dari 14 V karenanya proses akan kembali di proses selanjutnya. Proses ini dapat terjadi secara terus menerus sampai.

4. Saat Terminal S Putus

Cara kerja IC regulator yang pertama yaitu saat terminal S putus. Jika terminal S putus, karenanya MIC ketahui tidak ada anjuran tegangan melalui terminal F jika pada terminal P tegangannya di atas 16 V (tegangan pengisian terlampau berlebihan) karenanya MIC akan aktifkan Tr3 dan mematikan Tr2 sampai lampu pengisian berpijar kembali.

cara kerja ic regulator

Berdasarkan anjuran dari terminal P MIC akan stop aliran arus ke B Tr1 sampai Tr1 jadi tidak aktif (OFF). Menyebabkan arus yang mengalir kekumparan rotor jadi stop dan medan magnet pada kumparan rotor musnah. Ini menyebabkan tegangan di terminal P turun jika pengurangan tegangan ini sampai di bawah 16 V karenanya MIC akan kembali salurkan arus ke B Tr1 sehinggaTr1 jadi ON dan arus ke kumparan rotor kembali mengalir.

Di waktu itu MIC akan ON dan OFF kan Tr1 untuk jaga tegangan output pada tegangan 13,3 -16,3 V memiliki arah mempertahan tegangan yang terlalu tinggi membuat pelindungan alternator atau IC regulator dari kerusakan sampai pengemudi dapat kenali dari pertanda lampu pengisian yang berpijar.

5. Saat Terminal B Putus

Cara kerja IC regulator yang pertama yaitu saat terminal B putus. Jika terminal B putus atau kabel yang menghubungkan B alternator dan baterai putus, karenanya pengisian pada beterai akan stop dan tegangan baterai semakin turun. Kondisi ini dijumpai oleh MIC dari terminal S ketahui ada tegangan yang besarnya kurang dari 13 V karena tidak ada anjuran dari terminal B alternator.

cara kerja ic regulator

Sementara itu pada terminal P tarjadi tegangan di atas 16 V. Ketidaksesuaian tegangan antara terminal S dan terminal P yang besar bisa dibaca oleh MIC dan MIC akan mengatur kerja Tr1 untuk jaga tegangan sekitar 16 V. Ketika yang sama MIC akan stop arus B Tr2 dan memberikan arus ke B Tr3 sampai Tr2 jadi OFF, sementara Tr3 jadi ON. Menyebabkan lampu pengisian berpijar.

Tegangan dipertahankan dengan mengatur kerja Tr1 ON dan OFF.

Di atas adalah ulasan terkait fungsi, keuntungan, komponen, dan cara kerja proses pengisian IC Regulator. Semoga dapat menambah wawasan pengetahuan.