Dasar Dasar Sensor Otomotif – Dalam perkembangan teknologi pada bidang otomotif memunculkan berbagai teknologi salah satunya sensor. Sensor pada kendaraan terdiri dari berbagai jenis yang digunakan untuk memaksimalkan dan mempermudah kinerja atau perfoma kendaraan. Terkait lebih jelasnya mengenai dasar dasar sensor akan di ulas lebih dalam pada artikel berikut ini.
Pengertian Dasar Sensor
Perkembangan tehnologi pada sektor otomotif makin berkembang. Mekanisasi dan bermacam tehnologi dipakai untuk tingkatkan kinerja dan kekuatan kendaraan. Sensor sebagai salah satunya tehnologi yang banyak dipakai pada bermacam merek kendaraan.
Sensor sebagai salah satunya elemen utama pada mekanisme kontrol yang memiliki peranan sebagai saran yang seterusnya akan diolah pada prosesing unit yang selanjutnya akan jadi output atau suatu hal yang perlu dilaksanakan oleh aktuator. Oleh karena itu dasar dasar sensor perlu dipelajari untuk proses perbaikan dan perawatan kendaraan.
Kategorisasi Sensor Pada Kendaraan
1. Berdasar Kurva Sensor
- Continuous Linear sebagai kurva dengan garis lempeng miring keatas. Kontrol yang luas dan pemrosesan signal pada tipe ini tidak susah.
- Continuous Non-Linear sebagai kurva naik keatas tetapi membuat huruf S yang sering dipakai pada kontrol close loop. Sensor tipe ini cuman bisa menghitung variable dalam batas yang sempit.
- Discontinuous Multi Stage sebagai kurva yang membuat anak tangga keatas. Sensor tipe ini diperlukan untuk memonitor satu faktor di mana satu kode pas ketika waktunya dibutuhkan saat batasan nilai telah diraih.
- Discontinuous Dual Stage sebagai kurva yang berupa tangga dan ada tanda panah bolak balik. Sensor tipe ini berperan untuk memonitor revisi tingkat untuk rekonsilasi cara selanjutnya.
2. Berdasar Output Sensor
- Sensor Output Signal Analog yang mempunyai beberapa ciri arus atau tegangan amplitudo, frekwensi atau masa, waktu pulsa.
- Discrete Output Signal yakni sensor yang memakai ide bilangan binary, analog, dan digital. Sensor ini ada banyak jenis seperti dual tahap (binary), multi tahap (analog), dan multi tahap (digital).
3. Berdasar Jenjang Sensor
- Conventional sebagai jenjang terendah yang cuman terbagi dalam sensor saja.
- 1st Integration Tingkat sebagai sensor jenjang pertama kali yang diperlengkapi pengolah signal analog.
- 2nd Integration Tingkat sebagai sensor jenjang ke-2 yang diperlengkapi pengolah signal hingga output atau keluaran berupa digital.
- 3rd Integration Tingkat sebagai tingkat paling tinggi sensor yang memiliki kekuatan intelegensi. Keuntungan pemakaian intelegensi sensor yakni kurangi beban ECU, fleksibel memungkinkannya komunikasi antar bis, hemat sensor, kurangi eror pengangkutan signal.
Macam-Macam Sensor Pada Kendaraan
Dalam kendaraan ada bermacam jenis sensor dengan bermacam peranan. Pada umumnya sensor pada kendaraan dipisah jadi tiga peranan yakni sensor pemasukan, sensor perputaran, dan sensor pengeluaran. Berikut berbagai macam jenis sensor pada kendaraan dan perannya.
A. Sensor pemasukan
1. Sensor suhu
Salah satu macam sensor yaitu sensor suhu sebagai sensor yang dipakai untuk menyensor suhu yang ada di mesin. Bagian sensor ini memakai thermistor dengan negative suhu coefficient yakni nilai tahanan menyusut jika suhu naik (nilai tahanan kebalikannya dengan suhu). Berikut sejumlah sensor suhu:
- Engine Coolant Suhu Sensor yakni sensor yang dipakai untuk temperatur air pendingin. Peranan penyensoran air pendingin ini yakni mengendalikan kombinasi bahan bakar, mekanisme start dingin, mengendalikan derajat pengapian, dan mengendalikan perputaran idle. Status sensor ini pada kendaraan berbeda, tetapi umumnya berada antara selang radiator. Langkah kerja ECT yakni sensor dirangkai secara seri dengan tahanan dan dikasih tegangan 5V. Jika terjadi pengubahan tahanan karena suhu air pendingin yang naik karena itu tegangan akan beralih-alih. Tegangan kerja 4,5-0,2 Volt dari keadaan dingin ke panas.
- Intake Air Suhu Sensor yakni sensor yang berperan untuk mengetahui temperatur udara masuk. Sensor ini mempunya konsep kerja seperti ECT yakni memakai thermistor negative suhu coefficient. Status pada kendaraan yakni pada aliran udara masuk atau jadi satu sama air flow sensor. Langkah kerjanya sama dengan ECT yakni sensor dikasih tegangan 5V. Jika terjadi pengubahan tahanan karena suhu karena itu tegangan akan berbeda.
2. Throttle Position Sensor
Sensor throttle position sensor atau TPS adalah salah satu macam sensor yang berperan untuk ketahui status derajat pembukaan katup throttle yang dipakai untuk revisi perbedaan kombinasi udara dan bahan bakar, deselerasi, beban maksimal. Status sensor ini melekat pada katup gas.
Sensor TPS ada dua tipe yakni 4 pin potensio tipe dan mono jetronic. Berikut sebagai gambar TPS 4 pin potensio tipe dan monojetronic.
Konsep kerja sensor TPS yakni ada tegangan sumber yakni 5V. Saat pedal gas mulai dinjak karena itu terjadi pengubahan tahanan ini akan dibandingan dengan tegangan sumber untuk hasilkan tegangan output seputar 0,5-4,7 Volt.
3. Air Flow Sensor
Air flow sensor adalah salah satu macam sensor yang berperan untuk mengetahui jumlahnya udara yang masuk. Sensor ini berada pada aliran udara masuk. Konsep kerjanya yakni di saat pedal gas didesak karena itu udara akan terserap masuk di dalam intake manifold. Jumlahnya udara masuk diukur salurannya secara elektris. Ada dua mode air flow sensor yakni tegangan naik jika pelat terangkat dan tegangan turun jika pelat terangkat yang disebabkan oleh saluran udara.
4. Manifold Absolute Pressure
Selain itu terdapat macam sensor lainnya yaitu Manifold Absolute Pressure Sensor sebagai sensor yang berperan untuk mengetahui penekanan udara masuk yang dipakai untuk kombinasi bahan bakar dan saat pengapian. MAP sensor dibuat berbahan piezo resitive. MAP sensor berada di aliran udara masuk. Langkah kerja MAP sensor yakni piezo resitive akan berbeda nilai tahanan jika terjadi pengubahan wujud. Membran di antara ruang vacuum dan ruang yang terkait dengan intake manifold akan menghasilkan tahanan yang berbeda. Proses perubahan bentuk pada membran ini yang bakal membandingkan output yang dikeluarkan oleh sensor. Tegangan tertinggi terjadi saat kunci contact ON mesin mati ataupun waktu akselerasi, dan tegangan terendah saat deselerasi.
B. Sensor Perputaran
1. G sensor atau Camshaft Position Sensor
G sensor atau Camshaft Position Sensor yang berperan untuk mengetahui tanda hebat silinder 1, tanda saat pengapian, dan tanda saat injeksi. Sensor ini berada pada distributor atau melekat pada head silinder.
2. NE sensor atau Crankshaft Position Sensor
NE sensor atau Crankshaft Position Sensor sebagai sensor yang befungsi untuk mengetahui perputaran mesin. Sensor ini berada melekat di bagian kutub engkol pada mesin.
C. Sensor Pengeluaran
1. Sensor Knocking
Knocking sensor sebagai sensor yang berperan untuk mengetahui berlangsungnya knocking. Sensor ini dibuat berbahan piezoceramic. Letak sensor ini melekat pada silinder. Langkah kerja sensor ini yakni jika terjadi knocking maka terjadi getaran pada silinder. ECU selanjutnya akan mengundurkan saat pengapian supaya tidak ada detonasi.
2. Sensor Gas Buang atau O2 Sensor
Gas Buang atau O2 Sensor sebagai sensor yang berperan untuk mengetahui keadaan gas buang yang dipakai untuk AF ratio dan jika terjadi kerusakan pada catalityc converter. Sensor ini dibuat berbahan platina dan zirconium dioxide. Sensor ini berada pada aliran gas buang.
1. Susunan perlindungan keramic
2. ZrO2 (Zirconium Dioxide)
3. Electroda
4. Aliran Buang
Konsep kerja sensor ini yakni jika ada ketidaksamaan jumlah oksigen pada gas buang dan udara luar maka terjadi beda prospektif di antara ke-2 elektroda.
Info:
l = 1 Berbandingan 14,7 : 1
(Tegangang signal = 0,45 V)
l < 1 Kombinasi kaya
(Tegangang signal = 0,6 – 1,0 V)
l > 1 Kombinasi miskin
(Tegangang signal = 0,4 – 0,1 V)
Di atas sebagai ulasan berkenaan beberapa dasar dasar sensor otomotif baik kategori maupun berbagai macam sensor pada kendaraan. Semoga menambah wawasan pengetahuan.
Join the discussion