Jenis – Jenis Sistem Kemudi : 4 Macam Dan Ulasan

jenis sistem kemudi

Jenis – Jenis Sistem Kemudi – Ada banyak jenis sistem kemudi pada kendaraan. Jenis sistem kemudi ini disamakan dengan karakter kendaraan. Tentu saja kendaraan niaga memerlukan jenis sistem kemudi yang lebih kuat dibandingkan kendaraan keluarga.

Peranan sistem kemudi pada kendaraan pada umumnya untuk mengendalikan arah kecepatan kendaraan dengan cara berbelokkan roda – roda. Tiap sistem kemudi yang diterapkan pada kendaraan mempunyai jenis yang lain – beda, hal itu sudah direncanakan berdasar jenis / type kendaraan yang dibuat.

Pengembangan dalam industri otomotif lagi ditingkatkan, dalam masalah ini terhitung tehnologi hebat yang di terapkan pada sistem kemudi kendaraan. Lantas apa jenis – jenis sistem kemudi pada kendaraan?, Apa kelebihan serta kekurangan dari masing – masing jenis sistem kemudi itu? Dan bagaimana cara kerjanya?

Seluruh perubahan jenis sistem suspensi ini disamakan dengan keperluan kendaraan. Tentu saja seluruh mempunyai peranan supaya sistem kemudi sanggup bekerja seperti mestinya. Disamping itu memudahkan dalam proses operasionalisasi sistem kemudi pada kendaraan. Oleh karenanya perlu didalami berkenaan jenis sistem kemudi pada kendaraan.

Dilihat dari sistem pendorongnya sistem kemudi pada kendaraan dibagi jadi dua kelompok, yakni :

  1. Sistem Kemudi Manual (Manual Steering)
  2. Sistem Kemudi Daya (Power Steering)

Oleh karena itu sistem kemudi pada kendaraan ada beberapa jenis yang akan diulas lebih dalam pada artikel berikut ini.

Jenis Jenis Sistem Kemudi

A. Sistem Kemudi Manual (Manual Steering)

Sistem kemudi secara manual ini jarang-jarang digunakan khususnya pada beberapa mobil kekinian. Pada sistem ini diperlukan ada tenaga yang besar untuk menyetirnya. Tenaga yang diperlukan berbelokkan roda dari tenaga dari perputaran kemudi (roda kemudi) yang diputar oleh sopir, mengakibatkan sopir akan cepat capek saat mengemudikan mobil khususnya pada jarak jauh. Berdasar modenya sistem kemudi manual (manual steering) dipisah jadi 2 jenis.

1. Sistem kemudi manual type recirculating ball

Sistem kemudi manual type recirculating ball akan terasa lebih enteng sebab bisa mereduksi perputaran kemudi secara optimal. Namun, sopir perlu memutar roda kemudi sampai 4 kali untuk bikin roda membelok mentok. Kecuali hasilkan gerakan roda kemudi yang lebih lembut dan linear.

Proses pada sistem kemudi recirculating ball memberi keunggulan mekanikal berbentuk kekuatan “leverage” hingga bisa mengoptimalkan tenaga putar tangan sopir jadi tenaga putar yang semakin besar atau bisa lebih kuat untuk gerakkan roda depan. Sistem kemudi jenis ini umumnya dipakai pada mobil penumpang atau komersil.

Cara kerja sistem kemudi type recirculating ball sesungguhnya benar-benar simpel. Di saat roda kemudi diputar oleh sopir, karena itu perputaran dari roda kemudi akan dilanjutkan ke roda lewat steering column, steering gear, dan steering linkage. Perputaran roda kemudi dilanjutkan ke steering gear. Pada steering gear ini ada gigi cacing atau worm gear dan mur. Gigi cacing dan mur ini akan melipatgandakan tenaga putar pada roda kemudi dan mengalihkan tenaga putar jadi gerak mundur-maju di lengan pitman arm. Tenaga pada pitman arm dilanjutkan ke semasing roda baik roda kiri atau kanan lewat relay rod dan tie rod yang disambungkan ke knucle arm lewat ball gabung. Ini yang mengakibatkan roda sanggup berbeda arah seperti keinginan sopir.

Keuntungan :
  • Gigi kemudi besar sehingga dapat digunakan untuk mobil ukuran sedang sampai kendaraan komersil.
  • Keausan relative kecil dan pemutaran roda kemudi relative enteng.
Rugi :
  • Diperlukan tenaga yang besar untuk gerakkan roda kemudi.
  • Sopir bisa lebih cepat capek.
  • Konstruksi susah sebab jalinan di antara gigi sector dan gigi pinion tidak langsung.
  • Ongkos pembaruan tambah mahal.
Cara kerja sistem kemudi manual type Recirculating Ball :
  1. Waktu sopir memutar roda kemudi (stir), kutub khusus yang disambungkan dengan roda kemudi langsung berbelok.
  2. Di ujung kutub khusus kerja dari gigi cacing dam mur pada bak roda gigi kemudi menambahkan tenaga dan mengalihkan gerak putar dari roda kemudi ke pergerakan maju-mundur lengan pitman (pitman arm).
  3. Linkage, relay rod, tie rod, lengan idler, dan knucle arm disambungkan dengan ujung pitman arm.
  4. Komponen ini bertugas untuk mengalihkan arah putaran dari kemudi ke roda depan dengan memutar ball di lower arm

jenis sistem kemudi

2. Sistem kemudi manual type rak and pinion

Rak and pinion ialah satu jenis sistem kemudi terlama, yang mulai tampil di zaman tahun 1980-an di Indonesia dan salah satunya perintisnya ialah Toyota Corolla KE70 (Corolla DX). Tapi rak and pinion itu kurang pas untuk dipakai pada jenis kendaraan yang ukuran besar seperti truk atau bis, sebab wujud roda giginya yang kecil dan lightweight.

Baca Juga  Ciri Tie Rod Rusak : 3 Ciri-Ciri Dan Ulasan

Walau, beberapa SUV besar banyak yang mengaplikasikan sistem kemudi rak and pinion steering, seperti Toyota Land Cruiser. Kemudi jenis rak and pinion semakin lebih efektif untuk sopir untuk mengatur roda – roda depan. Pinion yang disambungkan dengan kutub khusus kemudi lewat kutub intermediate, terkait denngan rak.

Cara kerja sistem kemudi type rak and pinion sesungguhnya sama dengan type recirculating ball. Bedanya cuman berada pada proses steering gear. Di saat roda kemudi diputar karena itu tenaga putar yang dibuat akan dilanjutkan ke steering gear lewat steering column. Tenaga putar ini akan dirubah jadi pergerakan ke kanan dan ke kiri oleh tangkai rak. Pergerakan tangkai rak ini akan dilanjutkan ke roda untuk mengganti arah roda. Disamping itu pada bagian lain akan menarika roda satunya hingga ke-2 roda pada keadaan yang serupa. Oleh karenanya sistem kemudi type rak and pinion memiliki efektivitas yang semakin tinggi.

Keuntungan :
  • Konstruksi enteng dan simpel
  • Persinggungan di antara gigi pinion dan rak langsung
  • Perpindahan peristiwa relatif lebih bagus, hingga lebih enteng
Rugi :
  • Roda gigi kecil sehingga hanya digunakan pada mobil penumpang ukuran kecil atau sedang
  • Bisa lebih cepat aus
  • Wujud gigi rak lempeng, bisa mengakibatkan cepatnya keausan
Proses kerja sistem kemudi tipe Rak And Pinion :
  1. Di saat roda kemudi diputar, pinion juga turut berputar-putar.
  2. Pergerakan ini akan gerakkan rak dari samping ke samping dan diteruskan lewat tie rod ke lengan nakel pada roda-roda depan hingga satu roda depan didorong.
  3. Sementara satu roda ketarik, ini mengakibatkan roda – roda berputar-putar pada arah yang serupa.

jenis sistem kemudi

B. Sistem Kemudi Daya (Power Steering)

Sistem kemudi daya ini dilandasi oleh kekurangan yang didapatkan pada sistem kemudi manual di mana rendahnya kekuatan dalam sopiran khususnya pada perjalanan yang jauh, dan pada kecepatan rendah hingga membuat sopir cepat capek. Selain itu kekakuan pada kemudi manual ikut memengaruhi peningkatan sistem kemudi kendaraan. Terdapat dua jenis sistem kemudi power steering yaitu:

1. Sistem kemudi hidrolik atau Hydraulic Power Steering (HPS)

Sistem kemudi daya hidrolik (Hydraulic Power Steering) ini mempunyai satu booster hidraulis pada bagian tengah proses kemudi supaya kemudi bertambah lebih enteng. Pada kondisi normal beratnya perputaran roda kemudi ialah 2-4 kg. Komponen ini digunakan untuk meringankan kemudi ketika kendaraan bergerak pada putaran rendah dan menyesuaikan pada kecepatan selanjutnya.

Cara kerja hidraulic power steering sesungguhnya simpel. Waktu mesin dinyalakan karena itu pompa hidrolis akan turut berputar-putar. Ini mengakibatkan desakan hidrolis siap dilanjutkan untuk menolong sistem kemudi. Di saat sistem kemudi masih pada status netral karena itu control valve masih pada keadaan netral. Ini mengakibatkan desakan hidrolis yang dibuat pompa akan disalurkan kembali lagi di dalam pompa. Desakan pada ke-2 segi piston sama hingga roda tetap lempeng.

Waktu roda kemudi diputar karena itu control valve akan bergerak tutup salah satunya aliran yang mengakibatkan ada ketidaksamaan di antara ke-2 segi piston. Piston yang bertekanan rendah akan kalah dan,hingga piston akan bergerak ke sisi desakan rendah. Ini dilanjutkan oleh steering linkage untuk mengganti status roda.

Hydraulic Power Steering (HPS) sendiri ada dua type, yakni :

a. Hydrolic power steering type integral

Hydrolic power steering type integral bisa diketemukan pada kendaraan memiliki bobot besar seperti bis dan truk. Keunikan steering type ini, berada pada proses pendorong setirnya. Sistem ini tidak memakai rak steer tetapi memakai gear box. Dengan memggunakan gear box, karena itu perputaran roda kemudi akan alami perubahan momen, oleh karenanya untuk berbelokan bis, supir bis dapat memutar roda kemudi sampai seringkali perputaran. Diberi nama integral sebab proses tambahan tenaga berlangsung langsung di dalam gear box.

b. Hydrolic power steering type rak and pinion

Pada type HPS ini memakai rak steer, rak gear dan pinion gear. Rack and pinion ini adalah gear kemudi yang memanjang dan mempunyai roda bergerigi, sesaat pinion gear ialah roda gigi yang terkait dengan rak gear. Pinion gear ini terhubung dengan roda kemudi, hingga perputaran roda kemudi sama dengan perputaran pinion gear. Sesaat proses tambahan tenaga, berada terpisah (tidak di dalam perkaitan di antara rak gear dan pinion gear). Persisnya ada di segi samping dari rak gear yang mempunyai piston untuk tangkap energi pencet dari fluida.

Baca Juga  Jenis Sistem Pendingin : 4 Macam Dan Ulasannya

jenis sistem kemudi

2. Sistem kemudi elektrik atau Electric Power Steering (EPS)

Arah dari peningkatan EPS ialah tingkatkan efektivitas kerja kendaraan dengan lakukan perombakan proses kerja power steering. Perombakan ini mengubah sistem hidrolik ke elektrik. Power steering yang proses kerjanya ditolong arus listrik ini bisa mereduksi penggunaan energi kendaraan yang tak perlu. Biasanya sistem Electric Power Steering (EPS) memakai beberapa piranti elektronik yang serupa, misalnya : – Control Module: Selaku computer untuk mengendalikan kerja EPS.

Cara kerja electric power steering sesungguhnya benar-benar gampang. Waktu kunci contact on maka control modul akan stanby. Ketika mesin dinyalakan karena itu noise suppressor akan memberitahu control modul supaya mengucuri listrik untuk menyambungkan motor listrik dengan kemudi lewat kopling magnet.

Waktu roda kemudi mulai digerakkan karena itu torque sensor akan mengetahui berapa cepat dan sejauh mana roda kemudi diputar. Hasil sensor ini akan dilanjutkan ke control modul yang seterusnya akan diproses. Olahan oleh control modul ini selanjutnya akan dilanjutkan ke motor listrik hingga motor listrik akan bekerja sesuai keperluan dan kemauan sopir.

Waktu kendaraan meluncur dengan kecepatan yang tinggi, karena itu sistem power steering harus dimatikan untuk jaga kesetabilan dalam pengaturan kendaraan. Electric power steering akan dimatikan jika kendaraan telah meluncur lebih dari 80km/jam. Cara mematikan electric power steering yakni lewat vehicle speed sensor. Sensor ini akan memberikan masukan ke control modul hingga saluran listrik ke motor listrik akan disetop hingga sistem kemudi akan bekerja secara manual.

  1. Motor elektrik berfungsi untuk memudahkan putaran kemudi.
  2. Vehicle Speed Sensor berfungsi dan bekerja memberitahukan control module mengenai kecepatan mobil.
  3. Torque Sensor digunakan untuk memberikan info ke control module bila kemudi mulai diputar oleh sopir.
  4. Clutch digunakan untuk menyambungkan dan melepas motor dengan tangkai kemudi sama keadaan.
  5. Noise Suppressor berfungsi selaku sensor yang mengetahui mesin sedang bekerja atau mungkin tidak.
  6. On-board Diagnostic Display berfungsi sebagai tanda di panel instrumen yang akan berpijar bila ada permasalahan sengan sistem EPS.
Cara kerja electric power steering (EPS) :
  1. Control Module mendapatkan arus listrik untuk keadaan stand-by. Saat itu juga, tanda EPS pada panel instrumen berpijar.
  2. Waktu mesin hidup maka noise Suppressor selekasnya memberitahukan pada Control Module untuk aktifkan motor listrik dan clutch juga langsung menyambungkan motor dengan tangkai kemudi.
  3. Torque Sensor Salah satunya sensor yang berada pada steering rak bekerja memberikan info pada Control Module saat kemudi mulai diputar, dan mengirim info mengenai sepanjang apa kemudi diputar dan berapa cepat putarannya.
  4. Control Module akan mengirim output berupa arus listrik seperti yang diperlukan ke motor listrik untuk memutar gigi kemudi. Dengan demikian proses memutar kemudi jadi enteng.
  5. Vehicle Speed Sensor bekerja sediakan info untuk control module mengenai kecepatan kendaraan. Pada kecepatan tinggi, biasanya diawali semenjak 80 km/jam, motor elektrik akan tidak diaktifkan oleh Control Module.
  6. Dengan demikian kemudi bertambah lebih berat hingga tingkatkan safety. Sistem EPS mengendalikan besarnya arus listrik yang disalurkan ke motor listrik sesuai kebutuhan.
  7. Control Module juga digunakan untuk mengetahui bila ada malfungsi pada sistem EPS. Lampu tanda EPS pada panel instrumen akan berpijar berkedip spesifik seandainya berlangsung kerusakan.
  8. Seterusnya dia menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan melepaskan jalinan motor dengan tangkai kemudi.
  9. Namun sistem kemudi yang diperlengkapi EPS ini masih tersambung dengan kemudi lewat tangkai baja, karena itu mobil masih bisa saja untuk dikendarai. Walaupun memutar kemudi akan berasa berat seperti kemudi tiada power steering.

jenis sistem kemudi

Diatas merupakan ulasan terkait jenis jenis sistem kemudi pada kendaraan. Semoga dapat menambah wawasan pengetahuan.