Komponen Sistem Pelumas: 15 Bagian & Ulasannya

komponen sistem pelumas

Komponen Sistem Pelumas – Didalam sistem pelumas atau pelumasan terdapat berbagai komponen yang memiliki fungsi tersendiri. Lalu apa saja komponen sistem pelumas atau pelumasan yang ada dikendaraan?

Pelumasan ialah satu sistem atau serangkaian pada kendaraan di mana pelumas dimuat, dihisap, disaring, selanjutnya dialokasikan secara detail ke tiap bagian mesin. Media pelumas yang dipakai pada sistem ini ialah oli yang sanggup masuk sampai ke sela mesin.

Nach, oli yang melapis sela pada mesin ini diberi nama oil film. Susunan ini melekat benar-benar kuat di komponen mesin dan susah dilepaskan. Ini membuat setiap komponen mesin yang sebagian besar dibuat dari logam bersinggungan, susunan itu menjadi penghambat berlangsungnya gesekan langsung.

Berikut penjelasan terkait komponen sistem pelumas atau pelumasan yang terdapat pada kendaraan secara lebih jelas. Berikut ulasannya:

komponen sistem pelumas

Komponen Sistem Pelumas

Terdapat beberapa bagian atau komponen pada sistem pelumas mesin kendaraan diantaranya yaitu:

1. Oil Pressure Sensor

Komponen pertama pada sistem pelumas yaitu oil pressure sensor. Sensor ini berada pada aliran oli sesudah oil pump (pompa oli), ini mempunyai tujuan untuk mengetahui penekanan oli mesin yang keluar pompa oli. Sensor ini dapat mengisyaratkan dua hal, yaitu performa pompa oli dan volume oli mesin.

Bila tanda oli pada dasbor berpijar karena itu sensor oli mengetahui ada lebihan atau kekurangan penekanan pada sistem pelumas. Ini dapat mengisyaratkan jika volume oli mesin terlalu berlebih atau bahakan kurang dari standard penggunaan.

Karena itu, bila tanda oli berpijar perlu dilaksanakan pengujian oli mesin memakai stik oli (oil dipstik). Bila volume oli normal karena itu permasalahan di atas muncul pada pompa oli.

2. Tanda Penekanan Oli

Tanda penekanan oli merupakan salah satu komponen sistem pelumas yang direncanakan untuk memberikan sebuah peringatan bila penekanan oli pelumas turun di bawah penekanan yang dibutuhkan, supaya kerja mesin masih tetap normal. Komponen ini akan berpijar saat status contact ON mesin mati, lampu itu akan padam kembali saat mesin mulai hidup. Ini mengisyaratkan penekanan dan pelumasan oli mesin bekerja normal.

Namun saat ada permasalahan pada sistem pelumasan mesin, karena itu lampu tanda oli ini tetap berpijar walaupun mesin telah hidup. Karena pada tiap mesin mobil sudah terpasang switch oli yang berperan untuk mengetahui penekanan oli pada sistem pelumasan jika terjadi permasalahan.

komponen sistem pelumas

Beberapa karena tanda oli berpijar :

  • Permasalahan yang teringan ialah switch oli hancur, jalan keluarnya cukup ditukar sama yang baru.
  • Filter oli yang telah habis periode memakainya alias hancur, hingga tidak berperan secara baik, karena telah kotor dan dapat mampet.
  • Oli mesin kurang, untuk permasalahan ini selekasnya kerjakan pengujian memakai stick oli, check adakah kebocoran atau ada serapan oli yang mengakibatkan oli menyusut.
  • Pompa oli yang alami kerusakan.

3. Penutup Oli (Oil Cap)

Selain itu pada komponen sistem pelumas juga terdapat penutup oli berperan untuk menahan masuknya material yang dapat menghancurkan oli dan memengaruhi kerja mesin. Tutup oli mesin ini jarang-jarang alami permasalahan. Bila hancur bisa jadi cuman ring “O” dan karet pada tutup oli mesin yang hancur.

Bila ini terjadi saat mesin bekerja karena itu bisa mengakibatkan beberapa oli mesin merembes keluar lewat bagian itu. Apabila sudah ada serapan oli di bagian ini, tidak ada kelirunya untuk beli tutup oli mesin yang baru.

Tutup oli mesi sebagai komponen yang jarang-jarang alami permasalahan, jadi jarang-jarang ada stock dan harus pesan dahulu. Harga tutup oli mesin OEM atau original lumayan mahal, sekitar Rp 250 – 300 ribu. Tapi ada tutup oli aftermarket yang harga tambah murah. Tapi masih tetap lebih bagus tutup oli yang orisinal karena lebih tahan lama.

Baca Juga  Fungsi Thermostat Mobil Dan Cara Kerjanya

komponen sistem pelumas

4. Tongkat Kedalaman Oli (Oil Dipstick)

Tongkat kedalaman oli sebagai tangkai yang bisa ditarik secara mudah yang dipakai untuk menerangkan jumlah oli mesin secara benar. Oil dipstik ini tersambung ke bak oli dalam mesin dan dipakai untuk tentukan seberapa banyak oli yang ada dalam bak. Tongkat celupkan sering berada di dekat bagian depan mesin.

komponen sistem pelumas

5. Saringan Oli (Oil Filter)

Selain itu terdapat juga komponen sistem pelumas yang bernama filter oli berperan untuk memfilter kotoran berbentuk kombinasi kotoran dan debu yang lain masuk ke mobil dan bersatu jadi carbon, pengendapan lumpur, dan kotoran yang lain. Katup By-pass terpasangkan untuk memungkinkannya oli tidak tersaring dan masuk ke engine pada jalan pintas saat saringan buntet/ penuh klotoran.

Di proses pelumasan mesin, filter oli benar-benar berperanan penting karena saat sebelum bagian mesin seperti proses katup, kutub engkol dan lain-lain diolesi oleh oli, oli sebaiknya pada kondisi bersih dari kotoran yang mengusik. Dengan demikian komponen pada mesin tidak cepat aus dan akan bertahan semakin lama.

komponen pelumasan

6. Karter Atau Bak Oli

Karter atau bak oli atau penampung oli pada komponen sistem pelumas berperan sebagai penampung oli mesin supaya oli mesin selalu ada. Bagian ini sebagai komponen pada mesin yang berada pada bagian paling bawah.

Komponen terpasang memakai ikatan mur dan baut pada bagian block silinder bagian bawah persisnya pada crankcase (bak engkol). Antara karter dengan crankcase ada packing atau gasket yang berperan untuk menahan berlangsungnya kebocoran oli.

Beberapa komponen penting dalam karter / bak oli :

  • Separator atau pemisah, berperan untuk jaga supaya permukaan oli pelumas dalam karter masih tetap rata dan masih tetap konstan saat kendaraan stop secara tiba-tiba atau ketidak kendaraan pada kondisi miring.
  • Strainer, Saat sebelum oli saring oleh filter oli, stainer berperan untuk menghadang kotoran yang semakin besar pada oli mesin.
  • Drain socket (baut penguras), berperan untuk buang atau kuras oli dalam mesin. Jika terjadi kerusakan pada baut penguras, misalkan drat baut hancur karena itu bisa mengakibatkan kebocoran oli yang keluar baut penguras.

7. Oil Feed

Selain itu terdapat komponen sistem pelumas yang bernama oil feed yang digunakan cuma untuk lajur oli. Lajur ini secara standar telah tercipta saat pembikinan block mesin bersama water jacket. Ini karena letak oil feed ini ada di dalam block silinder.

Selainnya inner oil jet, umumnya ada juga outer oil jet. Outer oil jet ini tercipta seperti pipa biasa yang biasanya dengan bahan logam. Peranan aliran ini yaitu menyambungkan oli ke komponen luar mesin seperti turbocharger atau oil cooler.

8. Oil jet

Bila oil feed perannya sebagai lajur oli, maka komponen sistem pelumas yang bernama oil jet berperan menyemprot oli dari dalam aliran oli. Bila disaksikan, karena itu oil jet ini serupa injektor di mana ujung oil jet mempunyai lubang lumayan kecil yang hendak pancarkan oli saat penekanan oli bertambah.

Umumnya oil jet ada pada bagian bawah silinder mesin, perannya untuk menyembur oli kebagian piston dan commecting rod. Disamping itu di bagian timming chain umumnya ada sebuah oil jet yang dipakai untuk memulasi rantai timming.

9. Pompa Oli (Oil Pump)

Pompa oli merupakan salah satu komponen sistem pelumas yang berperan untuk menghisap selanjutnya salurkan oli pelumas ke tiap komponen dalam mesin untuk memberi pelumasan ke beberapa bagian yang bergerak hingga mecegah keausan karena gesekan.

Dari pompa oli, sesudah oli melalui stainer pada bak oli, oli akan melalui filter oli untuk memfilter kotoran yang lebih lembut atau benar-benar kecil supaya oli yang diteruskan ke semua komponen mesin betul-betul bersih. Oli yang bertekanan yang bersih selanjutnya diteruskan ke semua aliran yang ada di mesin.

Baca Juga  Fungsi Kompresor AC Mobil, Komponen, Dan Cara Kerja

komponen pelumasan

10. Oil Strainer (Saringan oli kasar)

Komponen sistem pelumasan atau pelumas yang selanjutnya ialah oil strainer (saringan oli kasar). Peranan

oil strainer pada sistem pelumasan untuk memfilter oli mesin pertamanya kali dari beberapa benda yang memiliki ukuran lumayan besar (kasar) yang berada di dalam oli mesin pada bak tempat penampungan oli.

Filtrasi ini mempunyai tujuan supaya kotoran-kotoran itu tidak masuk dan terserap oleh pompa oli yang bisa mengakibatkan kerusakan pada pompa oli itu.

11. Oil Pressure Regulator (Relieve valve)

Komponen sistem pelumas atau pelumasan yang keempat ialah oil pressure regulator (relieve valve). Peranan oil pressure regulator untuk atur penekanan oli mesin supaya masih tetap stabil dan konstan walau perputaran mesin beralih-alih.

Saat mesin berputar-putar pada rpm tinggi, pompa oli akan turut berputar-putar bisa lebih cepat. Ini akan tingkatkan penekanan oli dalam aliran oli. Karena ada oil pressure regulator, penekanan oli yang terlalu berlebih karena perputaran pompa yang cepat karena ikuti perputaran mesin, bisa dikurangkan dengan buka aliran pada relieve valve.

Oli yang keluar relieve valve ini selanjutnya akan balik dimuat oleh oil pan (bak tempat penampungan oli). Oil pressure regulator sering di dapatkan bersatu dengan body oil pump.

12. Oil Cooler (Pendingin temperatur oli mesin)

Komponen sistem pelumas yang selanjutnya ialah oil cooler (pendingin temperatur oli mesin). Peranan oil cooler untuk mendinginkan temperatur oil mesin saat sebelum disalurkan ke block mesin. Karena ada pengurangan temperatur pada oli mesin, ini akan membuat peranan pendinginan pada oli mesin jadi lebih optimal.

Sekarang ini ada dua mode oil cooler yang biasa dipakai. Oil cooler dengan pendinginan udara dan oil cooler dengan pendinginan air pendingin mesin. Untuk oil cooler berpendingin udara, anda bisa menyaksikan misalnya pada mobil L300 dan untuk pendingin air pada truk Canter.

13. Oil Main Gallery

Komponen sistem pelumasan yang ke tujuh ialah oil main gallery. Oil main gallery sebagai aliran-saluran yang ada dalam block mesin. Peranan oil main gallery sebagai tempat aliran oli mesin yang hendak disalurkan.

Aliran-saluran oli ini akan ke arah masing-masing komponen mesin yang penting diolesi, seperti misalnya untuk main bearing, con rod bearing, dinding silinder, dan sebagainya. Disamping itu, oil main gallery ini tersambung dengan silinder head yang hendak menyalurkan oli ke camshaft dan rocker arm.

14. Oil Pressure Switch

Komponen sistem pelumas yang ke empat belas ialah oil pressure switch. Peranan oil pressure switch sebagai sakelar untuk mematikan atau hidupkan lampu tanda oli mesin yang berada di dasbor mobil. Dengan demikian, sopir dapat ketahui apa oli mesin mengucur secara baik atau mungkin tidak dalam mesin.

Oil pressure switch akan mengawasi saluran dan penekanan oli dalam aliran oil main gallery. Bila penekanan oli menyusut atau mungkin tidak ada (oli tidak mengucur), karena itu oil pressure switch ini akan membuat lampu tanda oli di dasbor sopir berpijar.

15. Engine Oil (Oli mesin).

Komponen sistem pelumas yang terakhir ialah oli mesin. Tanpa adaya oli mesin, semua komponen pada sistem pelumasan di atas tidak bisa berperan secara baik. Oli mesin jadi komponen khusus untuk mesin supaya semua sistem pelumasan dapat berperan secara baik dan prima.

Diatas adalah ulasan terkait komponen sistem pelumas atau pelumasan pada mesin kendaraan. Semoga dapat menambah wawasan pengetahuan.