Fungsi Regulator Mobil, Komponen, Dan Cara Kerja

fungsi regulator mobil

Fungsi Regulator Mobil – Fungsi regulator mobil yang paling penting adalah atur output tegangan dari alternator supaya masih tetap konstan. Tetapi bukan hanya hanya itu. Masih tetap ada keterangan fungsi regulator mobil lebih dalam dan detil di sini.

Dalam mobil ada banyak komponen. Tiap komponen sama-sama bekerja keduanya supaya bisa membuat mobil jalan dan pakai dengan nyaman sehari-harinya. Salah satunya bagian mobil paling kompleks ada mesin. Dari mekanisme pembakaran sampai kelistrikan, ditetapkan dari mesin.

Dengan komplikasi yang berada di dalam mesin, pada akhirnya perlu sekali komponen yang dapat atur bagian dari pembakaran. Berikut pembahasan berkaitan fungsi regulator mobil, komponen, dan cara kerja.

fungsi regulator mobil

Fungsi Regulator Mobil

Dari asal ucapnya, fungsi regulator mobil terkait dengan peraturan yang maknanya ketentuan, hingga kerjanya komponen ini adalah untuk “atur”. Dalam mekanisme pengisian regulator berperan untuk atur output tegangan yang dibuat alternator supaya konstan meskipun perputaran mesin naik turun.

1. Sebagai Pengontrol Tegangan

Regulator mobil mempunyai fungsi untuk batasi tegangan output dari alternator supaya tidak melewati bentang detail. Komponen elektrikal mobil di pasar Indonesia secara umum mempunyai detail bentang tegangan di antara 13 volt sampai 15 volt. Pada hukum ohm, regulator mengatur tegangan listrik.

Fungsi ini biasa disebutkan dengan voltage regulator. Voltage regulator bisa atur arus yang masuk ke bagian rotor coil. Dengan begitu, tegangan output alternator dapat stabil. Ketahanan pada kumparan rotor ini sanggup capai 100 Ohm.

2. Sebagai Pengontrol Medan Magnet Rotor

Mobil di pasar Indonesia telah menerapkan tehnologi Integrated Sirkuit. IC regulator mempunyai keunggulan yaitu bisa atur kuat kurang kuatnya medan magnet pada sekitaran rotor lewat limitasi arus listrik. Lewat kehebatan penataan medan magnet ini, IC bisa memberi tanggapan yang cepat saat keadaan perputaran mesin tidak sedang konstan.

3. Sebagai Voltage Relay

Voltage relay berperanan untuk mematikan lampu pengisian (CHG) selanjutnya menyambungkan arus dari terminal B ke voltage regulator. Voltage relay ini memiliki ketahanan sampai 25 Ohm.

4. Sebagai Pemisah Arus

Fungsi yang ini khusus untuk batasi arus listrik berlebihan yang dari dinamo. Saat jumlah arus yang keluar lebih dari pada yang diputuskan, karena itu arus itu automatis disalurkan ke sebuah tahanan selanjutnya ditujukan ke kumparan medan.

5. Sebagai Cut Out Relay

Regulator berperan untuk menahan berlangsungnya arus kembali ke dinamo yang disalurkan oleh battery.

Komponen Regulator

Komponen regulator type konservatif ada dua kumparan, yakni voltage relay dan votege regulator. Berikut adalah komponen regulator pada mobil :

1. Voltage regulator

Komponen regulator yang pertama yakni voltage regulator berperan untuk atur kemagnetan di rotor coil dengan cara atur arus yang masuk ke rotor coil hingga tegangan output alternator masih tetap stabil. Tahanan kumparan rotor ini sekitaran 100 Ohm.

Baca Juga  Cara Kerja Shock Absorber : Prinsip Dan 2 Transisi Kerja

2. Voltage relay

Salah satunya komponen regulator berperan untuk mematikan lampu pengisian (CHG) dan menyambungkan arus dari terminal B ke voltage regulator. Voltage relay ini mempunyai tahan sekitaran 25 Ohm.

Tiap kumparan baik votage relay atau voltage regulator diperlengkapi dengan titik contact yang berperan untuk salurkan arus ke arah ke-kumparan rotor. Pada regulator ada resistor yang menyambungkan terminal IG dan terminal F pada regulator.

Besar tahanan pada resistor ini sekitaran 11 Ohm. Di bagian atas kumparan voltage regulator atau voltage relay ada pegas yang dipakai sebagai penahan pergerakan contact supaya tidak begitu gampang terkait dengan contact lainnya. Kekakuan pegas ini bisa ditata oleh lidah geprekel.

Bila lidah geprekel dibengkokkan ke atas karena itu pegas akan makin kaku, bila pada voltage regulator yang di mengatur selanjutnya dibengkokkan ke atas (makin kaku) karena itu tegangan uuput pengisian akan naik, begitupun dengan kebalikannya bila dibengkokkan ke bawah karena itu pegas akan makin kurang kuat, bila yang dibengkokkan ke-bawah pada voltage regulator karena itu output tegangan alternator akan jadi lebih rendah.

Regulator ada terminal-terminal yang tiap terminal tersambung dengan titik contact – titik contact dalam regulator. Terminal-terminal regulator ini diantaranya : IG, N, F, E, L, dan B.

Cara Kerja Regulator

Pada umumnya ada dua tipe regulator yaitu type poin atau konservatif dan type IC. ke-2 nya mempunyai fungsi sama tetapi berbeda cara kerjanya.

Regulator type poin dipakai pada beberapa mobil yang dibuat di bawah tahun 1990-an. Walau berkesan midel kuno tetapi mekanisme ini jadi dasar terciptanya IC regulator pada beberapa mobil baru.

Ada 6 terminal pada regulator mobil diantaranya, terminal L, IG, N, B, F dan E.konsep kerja regulator pengisian

Terminal L dan IG sebagai terminal input sebagai poin untuk memasukkan arus dari battery. Arus diterminal L akan disambungkan ke Voltage relay yang berperan untuk aktifkan Voltage regulator dan hidupkan lampu CHG.

Terminal N dan B dipakai sebagai output sinyal untuk ketahui berapakah besaran output yang dibuat altenator. Signal dari terminal B akan dipakai dalam tentukan performa voltage regulator. Sementara N digunakan untuk menyambungkan terminal B dengan Voltage regulator. Sementara terminal F dan E sebagai terminal output regulator yang tersambung ke rotor coil. Berikut cara kerja regulator.

cara kerja regulator

1. Saat Kunci Contact ON

Cara kerja regulator, diawali saat kunci contact ON. Arus dari battery akan mengalur ke terminal IG dan L. diterminal L arus masuk ke contact P0 dan langsung tersambung ke massa hingga lampu CHG akan berpijar, disi lain arus dari terminal L menyabang ke kumparan voltage relay dengan kemampuan rendah.

Baca Juga  Perbedaan Ban Bias Dan Radial: 4 Faktor Dan Ulasannya

Dalam pada itu arus dari terminal IG masuk titik PL1 dan tersambung dengan titik PL0 pada voltage regulator. Contact PL0 tersambung dengan terminal F hingga arus dari battery disambungkan ke rotor coil.

2. Saat mesin hidup (Kecepatan rendah)

Cara kerja regulator saat mesin hidup terminal B dan N akan memperoleh arus dengan besaran sesuai perputaran rotor altenator. Terminal N akan salurkan arus ke kumparan voltage relay hingga muncul kemagnetan yang memikat contact P0 tersambung ke contact P2.

Sementara terminal B hasilkan arus DC yang disambungkan ke contact P2 hingga saat contact P0 tertarik karena itu arus dari terminal B mengucur ke kumparan voltage regulator. Disini tindakan penataan tegangan rotor terjadi.

Saat kecepatan masih stasioner, arus pengisian rendah hingga kemagnetan pada kumparan voltage regulator kurang kuat. Hal tersebut membuat contact PL0 masih tersambung dengan contact PL1. Hingga arus ke rotor masih tetap optimal.

3. Saat kecepatan menengah

Saat kecepatan mesin semakin bertambah, arus yang dibuat dari terminal B makin besar hingga kemagnetan pada voltage relay makin kuat. Hal tersebut akan membuat contact PL0 tertarik dan terputus dengan contact PL1. Hingga arus IG tidak langsung tersambung ke terminal F tetapi lebih dulu melalui sebuah resistor. Hingga tegangan ke rotor itu tidak penuh yaitu sekitaran 10 volt. Hal tersebut akan mengakibatkan output pengisian lebih kecil dengan RPM rotor cukup kuat.

4. Saat kecepatan tinggi

Saat RPM mesin capai top-speed, karena itu arus pengisian akan semakin besar walau tegangan rotor telah dikurangkan. Hingga perlu dikakukan pengurangan tegangan pada rotor coil.

Saat arus B makin besar, karena itu kemagnetan pada voltage regulator makin besar. Dampaknya akan membuat contact PL0 makin ketarik ke bawah, saat contact PL0 sentuh contact PL2 karena itu bisa terjadi turun voltage pada rotor coil.

Hal tersebut muncul karena karakter arus yang selalu mengucur ke periode dengan kendala paling kecil, dalam masalah ini contact PL2 langsung tersambung ke periode hingga arus dari IG semakin banyak mengucur ke periode. Hasilnya tegangan pada rotor dapat benar-benar kecil, dan output pengisian dapat semakin kecil walau RPM mesin benar-benar kuat.

Di atas adalah pembahasan berkaitan fungsi regulator mobil, komponen, dan cara kerja. Mudah-mudahan bisa menambahkan wacana pengetahuan.