Fungsi Sistem Pengapian : 3 Fungsi Dan Ulasan

fungsi sistem pengapian

Fungsi Sistem Pengapian – Sistem pengapian adalah salah satu sistem yang banyak digunakan pada kendaraan. Sistem ini terdiri dari serangkaian mekatronika pada mesin yang berfungsi untuk mengganti listrik bertegangan rendah jadi energi listrik bertegangan tinggi ke arah busi hingga bisa diubah jadi percikan api.

Satu sistem yang menyediakan percikan bunga api dalam ruangan bakar ini dikatakan sebagai fungsi sistem pengapian. Percikan atau loncatan bunga api akan berlangsung pada ujung elektroda pada busi. Bunga api ini bisa terjadi apabila tegangan yang yang mengalir sangat tingi. Oleh karena itu dibutuhkan ignition coil (koil pengapian) untuk meningkatkan tegangan baterei yang hanya 12 vol menjadi 10k volt atau lebih. Tegangan yang sudah dinaikkan akan diteruskan ke masing masing silinder oleh distributor lewat kabel busi (kabel tegangan tinggi).

Sistem pengapian digunakan pada mesin mobil yang memakai bahan bakar bensin. Pada mesin bensin memerlukan percikan api di dalam ruangan bakar supaya kombinasi bahan bakar dan udara dapat dibakar hingga mesin dapat bekerja. Terdapat beberapa sistem pengapian mulai dari mode konservatif, CDI, Transistor, dan Distributorless (DLI).

Oleh karena itu sistem pengapian tidak hanya berfungsi untuk menghasilkan bunga api saja untuk proses pembakaran. Melainkan masih terdapat beberapa fungsi lain. Lalu, apa fungsi sistem pengapian pada mesin mobil ini ? Untuk lebih jelasnya mengenai fungsi sistem pengapian akan diulas lebih dalam pada artikel berikut ini.

fungsi sistem pengapian

Fungsi Sistem Pengapian

1. Membuat percikan api dalam ruangan bakar

Fungsi sistem pengapian mobil yang pertama adalah untuk membuat percikan bunga api di dalam ruangan bakar. Percikan ini yang akan membakar kombinasi udara dan bahan bakar di akhir langkah kompresi. Proses pembakaran akan terjadi ketika busi dapat menghasilkan percikan bunga api.

Baca Juga  Cara Perawatan Poros Propeller : 4 Cara & Kerusakannya

Pada terminal busi akan keluar percikan api saat igntion coil menyalurkan saluran listrik bertegangan tinggi ke busi. Besarnya tegangan listrik yang mengalir di busi ini akan memunculkan percikan api yang paling kuat hingga bisa membakar kombinasi udara dan bahan bakar yang terkompresi dalam ruangan bakar.

Prinsip kerjanya sama seperti petir yang mana pada busi memiliki dua elektroda yaitu elektroda tengah dan elektroda massa. Akibatnya energi listrik dari elektroda tengah akan mengalir ke elektroda massa sehingga timbul seperti loncatan bunga api. Dengan terjadinya proses pembakaran oleh sistem pengapian, maka mesin dapat berputar dan bekerja sebagaimana mestinya.

2. Mengendalikan Waktu Pengapian

Sistem pengapian pada mobil juga berfungsi untuk mengelola waktu pengapian yang pas pada masing-masing silinder. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan mesin.

Saat pengapian harus terjadi pada beberapa derajat di titik saat sebelum piston mencapai pucuk atau titik mati atas pada waktu akhir langkah kompresi. Oleh karena itu proses pengapian akan terjadi tiap 1 transisi kerja mesin atau 4 langkah pergerakan piston naik turun.

Disamping itu, sistem pengapian ini harus dapat mengelola waktu pengapian di beberapa putaran mesin, baik pada perputaran rpm rendah atau perputaran rpm tinggi. Terdapat beberapa komponen yang dipakai pada sistem pengapian untuk mengelola waktu pengapian ini seperti kontak poin (platina), vacuum advancer (sistem pengapian konservatif) dan ECU lewat power transistor pada sistem EFI.

Sistem pengapian pada mobil harus dipastikan bahwa percikan api terjadi pas di titik itu sehingga tenaga hasil pembakaran yang berlangsung dapat lebih optimal. Oleh karena itu ketika kebutuhan mesin berubah maka saat pengapian juga akan bergeser. Nah disitulah fungsi lain dari sistem pengapian.

Baca Juga  Komponen Sistem Pengapian : 10 Komponen Dan Ulasan

3. Mengendalikan Pembagian Percikan Bunga Api Ke Masing Masing Silinder

Yang terakhir terkait fungsi sistem pengapian mobil adalah untuk mengendalikan pembagian percikan api ke masing masing silinder mesin sesuai kebutuhan. Mesin mobil biasanya terdiri dari beberapa silinder seperti ada yang terbagi dalam 3 silinder, 4 silinder, 6 silinder, bahkan juga ada yang mempunyai 12 silinder pada mesinnya.

Oleh karena itu sistem pengapian ini harus mampu memberikan percikan api (spark) pada saat atau waktu yang pas serta silinder yang membutuhkan. Silinder yang membutuhkan di sini berarti silinder yang posisi piston berada di pucuk atau TMA pada langkah kompresi.

Untuk mengendalikan silinder mana yang perlu diberi percikan api maka pada sistem pengapian terdapat istilah Firing Order (FO). Firing order setiap mesin berbeda-beda tergantung pabrikan dan jumlah silinder yang digunakan.

Firing order ini adalah posisi waktu pengapian pada masing-masing silinder mesin yang disamakan dengan cara kerja piston (sebentar saat sebelum TMA pada cara kompresi) berdasar jumlah silinder mesin yang dipakai. Pada sistem EFI pengendalian firing order berlangsung di dalam ECU. Sementara itu untuk sistem pengapian konvensional, penataan FO berlangsung pada formasi tutup distributor dan kabel busi.

Penataan dan pembagian percikan api ke masing-masing silinder dengan posisi yang betul ini mempunyai tujuan supaya perputaran mesin dan tenaga yang terbentuk dapat mengalir dengan lebih efisien dan efektif. Dengan begitu mesin dapat berputar dengan tenang dan konstan.

Diatas merupakan ulasan terkait fungsi sistem pengapian pada mobil. Semoga dapat menambah wawasan pengetahuan.