Sistem Pengapian Elektronik : Pengertian, Komponen, Cara Kerja

sistem pengapian elektronik

Sistem Pengapian Elektronik – Salah satu sistem pengapian yang banyak digunakan pada kendaraan yaitu sistem pengapian elektronik. Sesuai namanya sistem pengapian elektronik menggunakan komponen elektronika agar menghasilkan pengapian yang lebih efisien.

Lalu apa itu sistem pengapian elektronik? Apa saja komponen sistem pengapian elektronik? Dan bagaimana cara kerja sistem pengapian elektronik?

Bila disaksikan dari cara kerja sistem pengapian, s/d sekarang ini ada minimal dua jenis yakni sistem pengapian konservatif yang bakal bekerja secara mekanis dengan manfaatkan contact platina. Sementara pengapian elektronik yang bekerja dengan sistem elektronik yaitu dengan memakai transistor.

Dan perlu untuk dipahami, bahwasannya pada sistem pengapian elektronik juga masih terdiri jadi beberapa jenis dan type. Untuk lebih jelasnya terkait sistem pengapian elektronik, baik pengertian, komponen, jenis maupun cara kerjanya akan diulas lebih dalam pada artikel berikut ini.

Pengertian Sistem Pengapian Elektronik

Sistem pengapian transistor adalah sebagai sistem yang unik dan mempunyai banyak kelebihan dibandingkan sistem pengapian lainnya. Antara salah satunya keunggulannya ialah tak perlu kembali lakukan penyetelan pada sela platina. Pada sistem pengapian ini tidak mempunyai contact point, tetapi sudah dipasang automatis sakelar elektronik.

Fungsi sakelar elektronik sebagai transistor yang bisa menyambungkan dan putuskan arus secara automatis, hingga cara manual dengan menyetel teratur sela platina tidak dibutuhkan kembali.

Keunggulan lain dari sistem pengapian elektronik ialah tidak ada gesekan yang terjadi di antara logam, sama dalam pengapian konservatif. Gesekan antar logam ini dipandang kurang efisien karena berbatas dengan periode waktu.

Mengapa begitu? Karena gesekan yang terjadi antar logam pasti tidak tahan lama. Bukan mustahil hal itu makin lama akan mengakibatkan keausan pada ke-2 logam yang selalu bersinggungan itu. Ini terang akan mengusik sistem pengapian tersebut.

Itu penyebabnya pengapian transistor tidak membutuhkan gesekan antar logam, karena salah satunya komponennya ialah transistor unit yang berperan sebagai komponen khusus dengan perannya menyambung dan putuskan arus primer. Komponen ini yang gantikan sela platina.

Walaupun demikian sistem pengapian elektronik ada pula yang memakai contact platina, tetapi hal itu tidak dipakai untuk putuskan arus primer coil, tapi untuk putuskan arus yang ke arah kaki pangkalan di transistor. Sistem ini disebutkan sistem semi transistor.

Sedang untuk sistem pengapian transistor yang 100% tidak memakai contact platina dan semua elektrik dalam putuskan arus kaki pangkalan disebutkan sistem pengapian fully transistor. Sistem ini memakai alat igniter yang bisa mengirim signal sama saat yang sudah diputuskan sistem pengapian dalam putuskan arus di kaki pangkalan transistor.

Jenis Sistem Pengapian Elektronik

Sama seperti yang telah kami berikan di atas, di dalam sistem pengapian elektronik juga masih terdiri jadi beberapa jenis atau type. Apa sangkanya type atau jenis sistem pengapian ini, berikut info secara lengkap.

1. Sistem Pengapian Type Transistor

Pada jenis ini, semua sistem kerjanya akan manfaatkan transistor sebagai sakelar elektornik untuk memutuskan dan menyambungkan arus listrik yang ada di dalam kumparan primer koil dengan arah untuk hasilkan induksi elektromagnetik.

Baca Juga  Fungsi Timing Gear: Peran & Ulasan

Bila di deskripsikan, sesungguhnya sistem pengapian ini nyaris sama dengan CDI, namun diperbedakan di bagian pengapiannya saja. Yang awalnya memakai contact platina, pada sistem pengapian elektonik ini ditukar memakai transistor.

Pada type ini, juga masihlah ada dua type yang dapat kita dapatkan yakni semi transistor dan full transistor. Pada semi transistor, masihlah ada komponen mekanis berbentuk contact platina yang mempunyai tujuan cuman untuk memutuskan triger yang tersambung ke sisi kakti transistor.

Sistem pengapian full transistor maka proses pengapian pada mesin akan terjadi secara elektonik tanpa komponen mekanis berbentuk contact platinya. Tetapi telah digani dengan memakai transistor. Yang di mana untuk pemutusan itu manfaatkan kaki pangkalan memakai igniter.

sistem pengapian elektronik

2. Sistem Pengapian Type Computer Distributor Less Ignition (DLI)

Makin majunya tehnologi saat ini, ada pula jenis atau type pengapian elektronik yang semua mekanismenya sudah ditata oleh computer. Yang di mana untuk proses pemutusan dan sambungan arus listrik untuk hasilkan induksi elektromagnetik telah memakai penataan melalui computer.

Dan yang pasti, sesuai namanya yakni Distributor Less Ignition, sudah pasti pada sistem pengapian ini kita tidak kembali mendapati ada distibutor. Untuk jenis pengapian ini umumnya sering dipakai pada mobil kekinian keluaran baru akhir-akhir ini.

sistem pengapian elektronik

3. Sistem Pengapian Type Capasitor Discharge Ignition (CDI)

Sesuai namanya yakni Capasitor Discharge Igniton, karena itu pada sistem pengapian elektronik ini manfaatkan penyimpanan arus listrik bertegangan tinggi untuk selanjutnya dipakai membuat induksi pada ignition coil.

Untuk area untuk menyimpan arus listrik bertegangan tinggi itu pada sistem ini memakai komponen yang bernana Capasitor. Dan biasanya sistem pengpian ini dibagi jadi dua jenis yakni CDI AC dan CDI DC.

sistem pengapian elektronik

Komponen Sistem Pengapian Elektronik

Dan pada sistem pengapian elektronik ada banyak komponen yang sama-sama terkait. Apa sangkanya beberapa komponen itu ? berikut bisa kalian dalami selengkapnya dan gampang.

1. Baterei

Baik motor atau mobil pasti ada yang bernama baterei, namun kemungkinan lebih dikenali dengan panggilan aki atau aki. Perannya pasti sebagai penyuplai arus listrik untuk sistem kelistrikan mobil dan termasuk juga sistem pengapian ini.

2. Kunci Contact

Yang bernama sistem elektronik atau sistem kelistrikan pasti memerlukan sakelar buat memutuskan dan menyambungkan arus atau teganan yang diperlukan oleh sistem. Dan pada sistem pengapian juga ada yang bernama sakelar atau kunci contact yang perannya sebagai pemutus dan penyambung arus dari bateri ke coil.

3. Ignition Coil

Selanjutnya komponen yang ke-3 ialah Ignition Coil yang dipakai untuk menaikan tengan baterei dari 12 volt jadi 20 KV dengan cepat dan singkat. Yang di mana komponen ini bekerja memakai sistem induksi elektromagnet yang dapat disebutkan nyaris sama dengan trafo tahap up.

4. Transistor Unit

Komponen ini sebagai komponen yang demikian penting kehadiranya pada pengapian elektronik. Pasalnya semua pemutusan arus langsung akan di lakukan memakai transistor. Di mana dalam masalah ini triger akan manfaatkan kaki pangkalan pada kaki transistor.

Baca Juga  Susunan Silinder Pada Engine: 6 Macam Dan Karakteristik

5. Pulse Igniter

Lantas ada yang bernama Pulse Igniter yang disebut komponen pengapian elektronik yang diletakkan di dalam distributor. Perannya untuk mengetahui timing pengapian yang berbentuk signal PWM yang dipakai untuk putuskan arus pangkalan pada kaki transistor.

6. Distributor

Tidak cuma sistem pengapian konservatif saja yang memakai komponen distributor. Pada pengapian elektronik juga masihlah ada komponen distributor. Ini karena pengapian elektronik cuman mempunyai ketidaksamaan pada  proses pemutusan arus primer coil.

7. Kabel Busi

Kabel busi merupakan salah satu komponen pengapian elektronik yang berfungsi sebagai kabel khusus yang dipakai untuk mengantarkan arus bertegangan tinggi yang awalnya sudah melerwati proses induksi pada ignition coil. Dan biasanya kabel busi ini mempunyai ukuran lumayan besar yakni seputar dengan diameter 1 cm.

8. Busi

Dan komponen sistem pengapian elektronik yang terkahir ialah busi atau spark socket. Komponej ini berperan agar bisa mengganti arus listrik bertegangan tinggi cari recikan api dengan manfaatkan sela antar konduktor bermutan positif dan negatif.

Cara Kerja Sistem Pengapian Elektronik

Dari ke-3 jenis sistem pengapian elektronik yang kami sebut di atas juga mempunyai cara kerja yang lain untuk setiap typenya. Untuk kalian yang ingin ketahui lebih mengenai cara kerja dari setiap sistem pengapian itu berikut kami terangkan dengan detail.

1. Cara Kerja Sistem Pengapian CDI

Dibagi jadi dua jenis yakni CDI AC dan CDI DC, sesungguhnya ke-2 jenis itu mempunyai cara kerja yang serupa. Yakni manfaatkan arus yang tersimpan pada kapsitor. Di mana saat pick up coil memdapatkan signal karena itu secara automatis SCR akan memperoleh triger yang membuat arus disimpan di capasitor mengucur ke ignition coil.

Ada triger itu pasti mengakibatkan munculnya induksi kemagnetan pada kumparan primer koil. Dan ada induksi kemagnetan itu membuat membuat indusi baru pada kumparan sekunder koil yang mengakibatkan tegangan naik jadi 7 kali lipat.

2. Cara Kerja Sistem Pengapian DLI

Sementara untuk cara kerja sistem pengapian elektronik type DLI yang disebut pengapian computer. Karena itu proses pemutusan arus primer koil memakai ECU atau Eletronic Control Unit.

Yang di mana saat ECU memperoleh sinya dari sensor ECU karena itu langsung akan diproses untuk hasilkan induksi elektromagnet yang kemudiana dilanjutkan ke busi.

3. Cara Kerja Sistem Pengapian Transistor

Saat igniter tidak memperoleh signal, karena itu arus primer koil akan mengucur ke massa. Seingga terjadi induksi kemagnetan pada kumparan primer koil. Saat igniter memperoleh signal, akibatnya triger pada pangkalan transistor akan terputus.

Dalam kata lain, saat kaki pangkalan memperoleh arus, karena itu langsung akan terjadi pemutusan arus pada koil primer. Dengan demikian akan terjadi induksi elektromagnet pada kumparan sekunder yang bakal membuat recikan api melalui busi motor atau busi mobil.

Diatas adalah ulasan terkait sistem pengapian elektronik mulai dari pengertian, komponen, jenis, dan cara kerja. Semoga menambah wawasan pengetahuan.